Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah terus mengalami kenaikan sejak amblas pada awal pandemi tahun lalu. Bahkan secara year to date (ytd), hingga penutupan pasar Kamis (24/6), merujuk Bloomberg harga minyak mentah WTI sudah naik sebanyak 51,07%, sedangkan untuk harga minyak Brent mengalami kenaikan sebanyak 45,87%.
Di penutupan perdagangan Kamis (24/6), harga minyak mentah WTI diperdagangkan di angka US$ 73,30 per barel, sedangkan untuk minyak mentah Brent di angka US$ 75,56 per barel. Sebelumnya The U.S. Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan cadangan minyak 7,6 juta barel dari estimasi 3,9 juta barel.
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya menilai bahwa laporan berkurangnya cadangan minyak AS yang dilaporkan EIA ditopang juga oleh optimisme permintaan minyak mentah, selain itu juga hal ini membantu harga emas mengalami kenaikan.
Baca Juga: Kenaikan harga batubara diproyeksi tidak akan bertahan lama
Dalam mengarungi tahun ini, Andian melihat beberapa sentimen positif yang dapat mengangkat harga minyak mentah, seperti optimisme kenaikan permintaan minyak mentah seiring dengan membaiknya perekonomian negara-negara besar.
“Pasokan produksi minyak mentah dari Iran masih akan tertunda karena masih alotnya pembahasan AS- Iran terkait sanksi nuklir Iran,” kata Andian kepada Kontan, Jumat (25/6).
Minyak juga dinilai dibayangi oleh sentimen negatif, seperti pertemuan OPEC+ yang dilakukan minggu depan akan yang akan membahas mengenai meningkatkan produksi minyak mentah negara-negara anggotanya secara bertahap.
Selain itu, ia melihat bahwa minyak akan menghadapi koreksi setelah mengalami kenaikan yang cukup panjang sejak merosot karena pandemi tahun lalu yang menghentikan mobilitas masyarakat secara luas.
Baca Juga: Harga minyak naik 0,1% dan berada di jalur penguatan lebih dari 2% di pekan ini
Dalam jangka pendek, ia menilai minyak mentah akan berada di kisaran harga US$ 72,30 per barel – US$ 74,30 per barel. Untuk jangka menengah berada di kisaran harga US$ 68,00 per barel – US$ 80,00 per barel. Sedangkan untuk jangka panjang, minyak dinilai akan berada di kisaran US$ 61,00 per barel – US$ 90 per barel.
Andian juga menilai di akhir tahun nanti harga minyak mentah dunia akan berada di kisaran US$ 80,00 per barel.
Selanjutnya: Harga emas bergerak tipis karena isyarat beragam dari pejabat The Fed
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News