kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

Harga komoditas mineral melonjak, Berkat Elektrik Sejati Tangguh kerek harga jual AC


Selasa, 14 September 2021 / 09:20 WIB
Harga komoditas mineral melonjak, Berkat Elektrik Sejati Tangguh kerek harga jual AC

Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan harga sejumlah komoditas mineral turut berpengaruh pada harga jual pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC). Hal itu diungkapkan produsen AC, PT Berkat Elektrik Sejati Tangguh (BEST).

Mengutip data Ditjen Minerba Kementerian ESDM, harga mineral acuan seperti aluminium mengalami kenaikan 27,21% dari US$ 2.010 per ton di Januari 2021 menjadi US$ 2.557 per ton pada September 2021.

Komoditas lain seperti tembaga juga mengalami lonjakan harga hingga 24,21% dari US$ 7.607 per ton di Januari 2021 menjadi US$ 9.449 per ton di September 2021.

Direktur Berkat Elektrik Sejati Tangguh Andy Arif Widjaja mengatakan, bahan baku utama untuk memproduksi AC adalah tembaga, kemudian bahan baku pendukungnya adalah aluminium dan besi.

Adapun salah satu faktor penyebab naiknya harga komoditas ini adalah efek domino dari pandemi Covid-19 yang mengganggu keseimbangan antara permintaan dan suplai.

Dengan kenaikan harga bahan baku tembaga, maka secara otomatis membuat harga produksi AC mengalami kenaikan. “Kenaikan harga produksi AC membawa dampak pada harga jual AC yang menjadi semakin mahal,” kata Andy, Senin (13/9).

Baca Juga: Sejumlah harga komoditas mineral terus menanjak, ini salah satu penyebabnya

Ia menyebut, efek kenaikan harga AC untuk level konsumen akan terasa dalam beberapa waktu kemudian, mengingat ada jarak waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mendistribusikan AC sampai ke konsumen.

Dengan kata lain, harga produk AC yang tertera di toko ritel saat ini merupakan hasil dari produksi dua atau tiga bulan sebelumnya.

Di masa normal, rata-rata waktu untuk memproduksi AC dari tahap pemesanan bahan baku sampai proses manufaktur barang jadi sekitar 30 hari-45 hari. Ditambah lagi, terdapat waktu pengiriman dengan kapal ke Indonesia sekitar 14hari-21 hari.

Tentu saja, proses produksi dan distribusi AC di masa pandemi akan lebih panjang. Alhasil, efek nyata kenaikan harga komoditas ke harga jual AC kepada konsumen butuh waktu proses yang cukup panjang.

“Tetapi efek kenaikan terhadap harga produksi akan langsung terjadi pada saat proses produksi, karena langsung menggunakan bahan baku yang sudah mengalami kenaikan harga tersebut,” pungkas Andy.

Selanjutnya: Emiten gas industri memacu ekspansi pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×