kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Harga kedelai diprediksi naik, harga tahu dan tempe bakal naik lagi?


Senin, 01 Februari 2021 / 09:30 WIB
Harga kedelai diprediksi naik, harga tahu dan tempe bakal naik lagi?

Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan harga kedelai impor pada Februari akan berkisar Rp 9.500 per kg di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Angka ini meningkat dari harga saat ini yang sekitar Rp 9.100 hingga Rp 9.200 per kg.

Kemendag pun mengatakan bisa terjadi penyesuaian harga tahu dan tempe kembali. Harga tahu akan disesuaikan menjadi sekitar Rp 650 per potong dari sebelumnya Rp 600 per potong, dan harga tempe disesuaikan menjadi sekitar Rp 16.000 per kg dari sebelumnya Rp 15.000 per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra menjelaskan, penyesuaian harga tahu dan tempe ini ini tak terlepas dari kenaikan harga kedelai. Apalagi, kedelai memberikan kontribusi yang cukup besar sebagai bahan baku produksi tahu dan tempe.  

Baca Juga: Panca Mitra (PMMP) meluncurkan Ebinoya untuk pasar domestik

"Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Sebabnya, mayoritas kebutuhan kedelai Indonesia masih dipenuhi melalui impor dan dipengaruhi pergerakan harga kedelai dunia yang berdampak pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia,” ujar Syailendra  dalam keterangan tertulis, Minggu (31/1).

 Adapun, sejak paruh kedua tahun 2020 hingga akhir 2020, harga kedelai dunia meningkat 30% dari sebelumnya. Kenaikan tersebut membuat harga tahu dan tempe di pasar turut mengalami kenaikan rata-rata 20%.      

Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada Desember 2020 masih sebesar US$ 13,12/bushels untuk penyediaan pada Januari 2021. Pada saat ini, harganya telah naik 4,42% menjadi US$ 13,7/bushels untuk penyediaan kedelai pada Februari. Namun, harga kedelai dunia diharapkan dapat segera menurun pada periode selanjutnya.

Meski terjadi kenaikan harga kedelai impor, Syailendra menegaskan, hingga saat ini pasokan kedelai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pengrajin tahu dan tempe pun dijamin akan terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) siapkan capex hingga Rp 1 triliun pada 2021

Lebih lanjut, Kemendag memastikan akan memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan dan kenaikan harga. Hal ini untuk memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar masih pada tingkat wajar.

Syailendra pun meminta importir yang memiliki stok kedelai terus memasok kedelai secara kontinu kepada pengrajin tahu dan tempe Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Diharapkan produksi tahu dan tempe tetap terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau,” katanya.

Selanjutnya: Harga daging sapi naik, Mendag siapkan strategi penuhi kebutuhan pasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×