Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) cukup diuntungkan oleh tren kenaikan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang berlangsung sepanjang tahun 2021.
“Kinerja keuangan kami tumbuh jauh lebih baik berkat dampak positif harga CPO yang sedang naik,” kata Presiden Direktur LSIP Benny Tjoeng dalam paparan publik virtual, Jumat (8/10).
Berdasarkan materi paparan publik, penjualan LSIP tumbuh 39% (yoy) menjadi Rp 2,17 triliun pada semester I-2021. Laba bersih perusahaan ini juga meroket 445% (yoy) menjadi Rp 501 miliar.
Dari sisi operasional, volume produksi CPO LSIP tumbuh 4% (yoy) menjadi 164.000 ton di semester I-2021. Adapun volume penjualan CPO perusahaan tersebut naik 8% (yoy) menjadi 169.000 ton di periode yang sama.
Baca Juga: Harga saham LSIP naik 4,18% pada perdagangan bursa Selasa (5/10)
Manajemen LSIP pun memperkirakan volume produksi CPO dapat tumbuh kurang lebih 5% pada tahun ini. Angka tersebut tentu bergantung pula dengan kondisi cuaca di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja LSIP. Lantas, LSIP berupaya fokus mengutamakan efisiensi dalam setiap proses produksi.
Program replanting atau penanaman kembali dilakukan juga oleh LSIP terhadap tanaman-tanaman sawit yang sudah tua atau berusia di atas 25—30 tahun. Tahun ini saja, LSIP telah melakukan replanting tanaman di lahan seluas 1000—1.500 hektare (Ha).
“Kami juga masih ada lahan yang belum dibuka dan akan kami tanam dengan tanaman baru,” imbuh Benny.
Sekadar catatan, LSIP memiliki lahan tertanam inti seluas 116.694 Ha. Dari jumlah tersebut, lahan seluas 96.378 Ha merupakan lahan kelapa sawit, yang mana LSIP memiliki lahan tanaman sawit menghasilkan seluas 85.891 Ha dan lahan tanaman sawit belum menghasilkan seluas 10.487 Ha.
Baca Juga: IHSG diproyeksikan melemah terbatas, berikut rekomendasi saham hari ini (5/10)