kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,40   2,76   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga beras hingga rokok naik, jumlah orang miskin ikut meningkat


Jumat, 16 Juli 2021 / 08:25 WIB
Harga beras hingga rokok naik, jumlah orang miskin ikut meningkat

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah orang miskin di tahun ini terpantau meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin per Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang atau naik 1,12 juta orang dari Maret 2020. 

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, dengan jumlah tersebut, persentase penduduk miskin pada Maret 2021 ini sebesar 10,14%. Berarti, ada kenaikan 0,36% poin dari persentase penduduk miskin pada Maret 2020 yang sebesar 9,78%. 

“Namun, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2020, jumlah orang miskin pada Maret 2021 turun 0,01 juta orang. Pun secara persentase, turun 0,05% poin dari September 2020,” terang Margo, Kamis (15/7) via video conference

Baca Juga: BPS catat, dalam setahun terakhir tingkat ketimpangan penduduk kian melebar

Margo kemudian menjelaskan, kategori penduduk miskin ini adalah masyarakat yang pengeluaran per kapitanya di bawah garis kemiskinan (GK) per kapita per bulan. 

Pada Maret 2021, GK tercatat Rp 472.525 per kapita per bulan. Ini meningkat dari Rp 454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020.

Peranan komoditas makanan terhadap GK juga jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan, yaitu dengan porsi 73,96% pada garis kemiskinan. 

Margo bilang, garis kemiskinan ini dihitung berdasarkan harga berlaku. Sehingga secara teknis, tingkat kemiskinan penduduk ini erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Ini yang akhirnya menyebabkan perhitungan orang miskin pada Maret 2021 meningkat dari tahun lalu. 

Baca Juga: BPS catat ekspor pada Juni 2021 naik , ini komoditas pendorongnya

“Kenaikan GK ini dipengaruhi pola konsumsi masyarakat, juga dipengaruhi kenaikan harga-harga komoditas di GK yang ada beras, rokok, dan lain-lain. Selama ini harganya naik atau inflasinya tinggi, maka GK juga akan tinggi,” terang Margo. 

Untuk itu, Margo mengimbau, bila ingin menekan kemiskinan, salah satunya yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah menahan kenaikan harga-harga yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin. 

Selanjutnya: Neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2021 surplus US$ 1,32 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

×