kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Beras Aman, Stok Masih Melebihi Kebutuhan Nasional


Senin, 29 Agustus 2022 / 07:15 WIB
Harga Beras Aman, Stok Masih Melebihi Kebutuhan Nasional

Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan, dibandingkan harga cabai, bawang merah dan telur, harta beras saat ini masih terpantau aman.

Harga beras masih aman kisaran Rp10.000 per kg-Rp 12.000 per kg di pasaran. Selain itu Reynaldi juga menyampaikan bahwa, stok beras masih melebihi dari kebutuhan nasional.

"Beras karena kita stoknya jauh melebihi dari kebutuhan nasional tentu masih aman untuk beras sendiri. Masih di level aman yakni Rp10.000 per kg-Rp12.000 per kg," kata Reynaldi, Minggu (28/8).

Baca Juga: Ikappi: Harga Komoditas Cabai, Bawang Merah, dan Telur Masih Tinggi

Adapun untuk pangan yang mengalami kenaikan harga di atas normal per hari ini berdasarkan laporan anggota IKAPPI seperti cabai merah besar di level Rp71.000-Rp72.000 perkilogram, cabai merah Rp52.000 per kg dimana normalnya berada di kisaran Rp33.000 per kg-Rp35.000 per kg. Cabe hijau kini di harga Rp52.000, bawang merah Rp38.500 hingga Rp39.000

"Telur masih Rp31.000 hingga Rp32.000. Tentu ini harus jadi fokus pemerintah dalam penanganan beberapa komoditas pangan yang sampai hari ini masih di atas normal," imbuhnya.

Maka, IKAPPI menyarankan perlunya sinergitas atas Kementerian dan Lembaga untuk upaya kelanjutan penanganan telur yang tembus hingga Rp 32.000 per kg. Pemerintah dinilai perlu mengatasi persoalan-persoalan baik sisi supply dan demand serta kondisi peternak telur nasional.

Baca Juga: Harga Telur Masih Tinggi, Jokowi: Insya Allah 2 Minggu Akan Turun

Naiknya harga telur diperkirakan lantaran faktornya produksi dan distribusi, serta supply and demand yang tidak seimbang. Hingga kapan telur akan betah di harga tinggi tersebut, Reynaldi menyebut bergantung kepada psikologi pasar.

"Hari ini yang masih tertekan akibat melambungnya harga telur dan sejumlah isu kenaikan BBM, perlu ada perbaikan tata niaga pangan yang berkelanjutan di beberapa komoditas kita yang relatif tinggi harganya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×