Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih membara. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk pengiriman Oktober 2021 berada di level US$ 160,20 per ton pada Selasa (17/8). Harga ini sudah naik 99,0% dari harga batubara akhir 2020 di level US$ 80,5 per ton.
Sejumlah analis meyakini harga komoditas tersebut masih cukup solid tahun ini. Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai, pola kenakan harga batubara tahun ini hampir sama dengan yang terjadi pada satu dekade lalu.
Setelah krisis keuangan, harga batubara naik ke puncaknya pada tahun 2011. Saat itu, China sedang berada dalam rencana untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia. Alhasil, permintaan batubara mereka meningkat sebesar 325 juta ton pada tahun 2011.
Menurut British Petrol, satu-satunya wilayah dengan peningkatan penggunaan batubara adalah wilayah Asia, sementara negara-negara lain telah menunjukkan penurunan penggunaan batubara selama satu dekade terakhir.
Baca Juga: Harga batubara membara, harga jual batubara sejumlah emiten ikut terkerek
Namun demikian, Catherina meyakini bahwa batubara tidak akan segera ditinggalkan oleh negara-negara Asia. Emas hitam ini dinilai tetap menjadi sumber energi yang terjangkau dari segi biaya.
Secara teknikal, Catherina memproyeksikan harga batubara kemungkinan akan naik ke level resistance US$ 188 per ton. Sebab, permintaan masih cukup solid, sebagian besar negara masih dalam kondisi pandemi, dan adanya pertimbangan datangnya musim dingin. “Kami memutuskan untuk menaikkan perkiraan harga rata-rata batubara menjadi US$ 110 per ton di tahun 2021, “ terang Catherina, Rabu (18/8).
Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal memiliki target yang cukup konservatif terhadap harga batubara. RHB memasang target harga rata-rata batubara tahun ini di level US$ 85 per ton. Sebab, China sudah mulai meningkatkan produksinya untuk menekan harga batubara domestik yang sangat tinggi di negeri Panda tersebut.
“Namun realisasinya mungkin agak terhambat, karena ada faktor cuaca. Bulan Agustus menjadi puncak banjir di sana,” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Rabu (18/8).
Baca Juga: IRRES: Revisi permen PLTS Atap perlu penuhi sejumlah aspek terlebih dahulu
Selain itu, kondisi cuaca juga mulai membaik. Suplai batubara dari khususnya Indonesia dan Australia bisa menambah pasokan di pasar batubara global, sehingga kemungkinan akan ada koreksi harga di kuartal ketiga dan keempat 2021.
Meski demikian, RHB Sekuritas masih meyakini jika harga batubara kemungkinan masih akan berada di rentang US$ 120- US$ 130 per ton. Sebab, permintaan dari China saat ini sedang tinggi-tingginya, sementara suplai di pembangkit listrik China cukup terbatas.
Ekonomi China juga sudah mulai pulih dan kegiatan manufaktur mulai meningkat. Isu lockdown akibat Covid-19 varian delta dinilai tidak akan berlangsung lama di sana. “Ditambah permintaan dari Eropa karena harga gas tinggi. Faktor-faktor tersebut yang membuat harga batubara saat ini sangat bagus,” pungkas Fuzan.
Selanjutnya: Harga batubara berpotensi kembali naik ke US$ 170-US$ 180 per ton, ini pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News