Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ke-10 penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2021 kembali digelar di masa pandemi. Meski bersamaan dengan isu kemunculan varian baru Covid-19, Harbolnas berhasil mencatatkan nilai transaksi berkisar Rp 18,1 triliun.
Angka tersebut di atas target yang dipasang Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) sebagai penyelenggara, yaitu Rp13 triliun. Nilai transaksi ini tercatat dalam hasil survei yang dilakukan perusahaan riset ternama di Indonesia, NielsenIQ Indonesia yang memang memiliki kompetensi di bidang ini.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga mengungkapkan optimismenya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor digital, terutama industri e-commerce. “Program Harbolnas terbukti sangat dinanti masyarakat, baik konsumen, juga pelaku usaha,” kata Bima di Jakarta, Rabu (29/12).
Ia melanjutkan, Indonesia yang masih sedang berjuang mengalahkan pandemi memang membutuhkan program seperti ini untuk membantu pelaku usaha untuk mendorong transaksi, di sisi konsumen membantu menaikkan daya beli.
Baca Juga: Gandeng Hotel Bintang 4, IDeA Indonesia (IDEA) Ekspansi Bisnis ke Jawa Timur
Sementara itu, dalam paparannya, Director of NielsenIQ Indonesia, Rusdy Sumantri menyebut hasil Harbolnas 2021 sebagai kabar menggembirakan sebagai salah satu wujud adanya potensi pertumbuhan ekonomi di masa pandemi.
“Pertumbuhan saat ini selaras dengan kenaikan pengguna internet di Indonesia yang mencapai 32% sehingga mendorong pertumbuhan online shopper yang juga naik sebanyak 88%,” kata Rusdi dalam konferensi pers Harbolnas 2021, Rabu (29/12).
Lebih lanjut Rusdi menjelaskan bahwa e-commerce memang menjadi salah satu kanal belanja yang sangat potensial di masa mendatang. Ia menilai, meski nantinya mobilitas sudah kembali normal, e-commerce masih memiliki celah untuk bisa berkembang sangat pesat.
Hasil riset NielsenIQ pada kegiatan pesta tahunan 12.12 ini menunjukkan transaksi yang terjadi adalah berkisar pada Rp18,1 triliun. Kenaikan ini juga berasal dari sumbangan penjualan produk lokal yang juga melesat hingga mencatatkan Rp8,5 triliun, atau naik 52% dari tahun lalu.
Menurut Rusdi, hasil riset menunjukkan konsumen yang juga kian akrab dengan Gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang memang menggaungkan keunggulan kualitas produk lokal. idEA, sebagai partner strategis BBI mendorong pelaku usaha, terutama UMKM untuk meningkatkan kualitas produknya dan memasarkannya melalui platform e-commerce.
Baca Juga: Belanja iklan e-commerce ditentukan oleh perencanaan bisnis dan situasi perekonomian
Fesyen, produk kecantikan, dan perawatan tubuh menjadi tiga kategori utama yang menyumbang besar dalam transaksi Harbolnas kali ini. Namun pertumbuhan dari kategori kuliner juga cukup besar, pun dengan kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, transaksi dari luar Jawa juga mengalami peningkatan sebesar 42%. Peningkatan infrastruktur internet dinilai juga membantu penyebaran pengguna internet hingga mendorong peningkatan jumlah online shopper yang mengikuti Harbolnas 2021 ini. Secara parallel, Harbolnas juga mendorong minat untuk menjadi entrepreneur baru, yakni pelaku usaha yang siap masuk ke industri digital.
Survei juga mempertegas bahwa saat ini, konsumen masih membutuhkan dorongan untuk bisa melakukan pembelian. Promo potongan harga dan gratis ongkos kirim menjadi salah dua yang menjadi faktor pendorong utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News