kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hampir Rampung, Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) Menyisakan Pekerjaan 2%-3%


Senin, 04 Juli 2022 / 06:45 WIB
Hampir Rampung, Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) Menyisakan Pekerjaan 2%-3%

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelesaian proyek Proyek gas Jambaran Tiung Biru (JTB) dalam proses tahap-tahap akhir commissioning. Direktur Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengungkapkan, penyelesaian merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) itu tinggal menyisakan 2%-3% pekerjaan untuk diselesaikan.

“Rencana gas in di tanggal 20 Juli 2022 ini. Mohon doanya semoga lancar semuanya dan aman sehingga akhir Juli sudah bisa mengalir gas komersialnya,” tutur Julius kepada Kontan.co.id (3/7).

Proyek Strategis Nasional (PSN) JTB dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu). Proyek JTB dirancang untuk mengolah gas input 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas input dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD. Gas yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Proyek Jambaran Tiung Biru Segera Masuk Fase Gas-In

Biaya pengembangan proyek ini diestimasikan berkisar US$ 1,5 miliar atau setara kurang lebih Rp 22 triliun dengan komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%.

Sebelumnya, penyelesaian proyek JTB sempat mendapat perhatian dari Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. Lewat keterangan tertulisnya  yang dirilis pekan lalu, ia meminta mengawal secara ketat jadwal pengerjaan proyek tersebut, setelah sebelumnya sempat molor. 

“Industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah lama menunggu aliran gas dari proyek ini. Apalagi sekarang Covid-19 sudah melandai dan roda industri mulai bergerak," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: PGN Targetkan Peningkatan Infrastruktur Gas Bumi untuk Sektor Domestik

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, Pemerintah harus bisa memastikan agar investasi yang telah digelontorkan untuk proyek JTB tidak sia-sia akibat serapan yang belum optimal. 

“Yang jadi pemikiran saya adalah, apakah semua produksi tersebut bisa diserap oleh pasar? Jika tidak maka akan dikemanakan produksinya mengingat gas ini berbeda penyimpanannya dengan minyak,” tutur Mamit kepada Kontan.co.id (3/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×