kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

GTS Internasional (GTSI) Bakal Rampungkan Pembelian Kapal LNG pada Bulan Ini


Selasa, 02 Mei 2023 / 06:15 WIB
GTS Internasional (GTSI) Bakal Rampungkan Pembelian Kapal LNG pada Bulan Ini

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berencana untuk membeli kapal pengangkut gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) atau Kapal LNG Surya Aki di tahun ini. 

Direktur GTSI, Dandun Widodo menjelaskan, pembelian Surya Aki targetnya selesai akhir Mei 2023. 

“Capex yang dibutuhkan untuk membeli kapal tersebut sebesar US$ 12 juta,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/4). 

Alasan dibelinya kapal LNG Suya Aki sebagai strategi perkembangan bisnis di sektor FSRU atau fasilitas penyimpanan gas dan regasifikasi terapung. Selain itu juga memperkokoh posisi GTSI pada industri infrastruktur regasifikasi LNG. 

Baca Juga: Tambah Gedung Data Center, Indointernet (EDGE) Siapkan Capex Rp 1 Triliun

Nah sejalan dengan itu, Dandun mengakui, pembangunan FSRU Jawa Satu memang ditargetkan bisa beroperasi secara komersial atau mencapai Commercial Operation Date (COD) pada Semester II 2023 mendatang. 

“Dengan COD-nya FSRU Jawa Satu akan meningkatkan pendapatan Perusahaan,” jelasnya. 

Di dalam Annual Report 2022, Manajemen GTSI menyebut untuk operasional FSRU Jawa Satu, ditandai dengan beroperasinya Regasifikasi LNG untuk mensuplai Gas LNG ke IPP Jawa Satu Power (JSP) secara konstan dan sesuai dengan standar operasional.

Sebagai informasi, pangsa pasar LNGC berbendera Indonesia yang dimiliki oleh GTSI sebanyak 52,41%, di mana pangsa pasar LNGC yang dioperasikan oleh GTSI sebesar 93,75%. Sedangkan, industri FSRU berbendera Indonesia yang dimiliki oleh GTS adalah sebesar 34,62%. 

Sejatinya GTS Internasional tidak memiliki kompetitor yang signifikan dikarenakan tingginya barrier of entry serta pengalamannya di industri LNG selama tiga dekade, dan kontrak yang bersifat long-term contract

Namun di sepanjang tahun ini, GTSI memproyeksikan pendapatan dan laba yang lebih rendah dibandingkan 2022. Pada Annual Report tertulis, pendapatan 2023 diproyeksikan sebesar US$ 25,91 juta atau lebih rendah 37% dibandingkan pendapatan yang diraih pada 2022 sebesar US$ 41,22 juta. 

Baca Juga: Indointernet (EDGE) Bukukan Laba Bersih Rp 57,4 miliar pada Kuartal I

Begitu juga dengan laba di tahun ini yang ditargetkan mencapai US$ 3,86 juta atau lebih rendah 67% dibandingkan realisasi 2022 sebesar US$ 11,73 juta. 

“Proyeksi 2023 lebih rendah karena 2 kapal akan melakukan drydock, sehingga akan terjadi off hire (lepas sewa),” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×