Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola jaringan rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk ingin mencapai pendapatan Rp 5 triliun sampai tutup tahun nanti. Untuk diketahui, pendapatan perseroan tercatat menurun 24,82%, dari semula Rp 3,09 triliun pada Juni 2021, menjadi Rp 2,32 triliun per Juni tahun ini.
Penurunan pendapatan ini utamanya ditopang oleh turunnya pendapatan rawat inap sebesar 35,97% menjadi Rp 1,42 triliun. Maklumlah, pada periode yang sama tahun sebelumnya, rawat inap masih berkontribusi sebesar Rp 2,21 triliun.
Sedangkan pendapatan rawat jalan berhasil tumbuh tipis 3,92% di semester I-2022. Angkanya meningkat dari Rp 856,95 miliar menjadi Rp 890,61 miliar.
Baca Juga: Ada Potensi Sinergi Dengan Grup Astra, Prospek Medikaloka Hermina (HEAL) Positif
Meski alami penurunan performa pada paruh pertama, emiten berkode saham HEAL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tetap melanjutkan ekspansi bisnis mereka yang dibuktikan dengan penambahan rumah sakit baru selama tahun ini.
Direktur Medikaloka Hermina Aristo Sungkono Setiawidjaja menuturkan bahwa pihaknya telah menambah dua rumah sakit, sehingga secara total jaringan rumah sakit Hermina ada 45 rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
"Kami telah menambah dua rumah sakit, yaitu Hermina Soreang di daerah Bandung dan Hermina Tasikmalaya. Secara total menjadi 45 rumah sakit nationwide," ungkap Aristo, kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).
Aristo bilang, upaya penambahan jaringan rumah sakit ini tak hanya dilakukan di tahun ini saja, tapi juga akan berlanjut hingga tahun 2023 mendatang. Cara ekspansi yang dipilih pun beragam, mulai dari aksi korporasi berupa akuisisi hingga membangun rumah sakit sendiri.
"Rencana Hermina adalah untuk terus berkembang dengan menambah rumah sakit baru dan dengan meningkatkan layanan kesehatan untuk high intensity cases (penyakit2 yang lebih complex)," jelas dia.
Medikaloka Hermina menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1 triliun untuk memuluskan agenda ekspansinya tersebut. Per semester I-2022, dana capex itu sudah terserap lebih dari Rp 600 miliar, yang digunakan untuk penambahan dua rumah sakit dan juga pembelian alat-alat medis untuk jaringan rumah sakit eksisting.
Pihaknya juga berharap sampai akhir tahun nanti bed occupancy rate (BOR) akan mencapai level 65%. Di mana, per semester I-2022 rata-rata BOR HEAL tercatat berada di level 60%.
Dari sisi bottom line, perusahaan ini mencatatkan laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 164,38 miliar pada semester pertama tahun ini. Jumlah ini menurun signifikan dari sebelumnya Rp 544,65 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News