Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Investor miliarder George Soros mengkritik investasi BlackRock di China. Soros mengatakan investasi itu sebagai kesalahan tragis. Terkait hal itu, BalckRock, industri dan lembaga investasi terbesar di dunia pun, merespons kritik tajam dari investor miliarder Goerge Soros atas investasi perusahaan tersebut di China.
Sebelumnya, dalam sebuah tulisan di The Wall Street Journal pada hari Selasa, Soros menggambarkan inisiatif BlackRock berinvestasi di China sebagai kesalahan tragis (tragic mistake) yang akan merusak kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat (AS) dan negara demokrasi lainnya.
Dalam artikel Soros berjudul, BlackRock’s China Blunder, Soros mengatakan, keputusan perusahaan tersebut untuk menggelontorkan miliaran dana ke China merupakan investasi buruk yang kemungkinan akan menimbulkan kehilangan dana yang besar bagi kliennya.
Kritikan tajam Soros itu muncul tak lama setelah BlackRock meluncurkan satu set reksadana dan produk investasi lainnya untuk konsumen China. Keputusan ini menjadikan BlackRock sebagai perusahaan asing pertama yang mengoperasikan bisnis yang dimiliki sepenuhnya di industri reksadana China.
Baca Juga: BlackRock kumpulkan dana kelolaan reksadana China hingga US$ 1 miliar
Manajer BlackRock mengatakan kepada CNBC pada hari Rabu bahwa anak perusahaan reksadana China mendirikan dana pertamanya di negara itu setelah mengumpulkan 6,68 miliar yuan China (US$ 1,03 miliar) dari lebih dari 111.000 investor.
“Amerika Serikat dan China memiliki hubungan ekonomi yang besar dan kompleks,” kata juru bicara BlackRock menanggapi komentar Soros.
“Total perdagangan barang dan jasa antara kedua negara melebihi US$ 600 miliar pada tahun 2020. Melalui aktivitas investasi kami, manajer aset yang berbasis di AS dan lembaga keuangan lainnya berkontribusi pada keterkaitan ekonomi dari dua ekonomi terbesar dunia,” ucapnya.
Institut Investasi BlackRock merekomendasikan pada pertengahan Agustus agar investor meningkatkan eksposur mereka ke China sebanyak tiga kali dalam beberapa kasus.
Awal tahun ini, CEO Larry Fink dalam sebuah surat kepada pemegang saham menggambarkan pasar China sebagai peluang signifikan untuk membantu memenuhi tujuan jangka panjang investor di China dan internasional.
Baca Juga: China Kembali Merestui Perusahaan AS untuk Berbisnis Reksadana, Kali Ini Fidelity
“Sebagian besar aset yang dikelola BlackRock adalah untuk masa pensiun. Klien BlackRock di seluruh dunia, termasuk banyak klien AS, mencari berbagai investasi, termasuk di China, untuk mencapai pensiun mereka dan tujuan keuangan lainnya,”kata juru bicara itu.
BlackRock menambahkan bahwa pihaknya yakin dapat membantu China mengatasi krisis pensiun yang berkembang dengan menyediakan keahlian, produk, dan layanan sistem pensiun.
“Kami percaya bahwa pasar keuangan yang terintegrasi secara global memberi orang, perusahaan, dan pemerintah di semua negara akses yang lebih baik dan lebih efisien ke modal yang mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia,” terangnya.