kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,72   -20,01   -2.16%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaikindo Sebut Indonesia Berpeluang Menjadi Produsen Otomotif Kelas Dunia


Jumat, 16 September 2022 / 07:15 WIB
Gaikindo Sebut Indonesia Berpeluang Menjadi Produsen Otomotif Kelas Dunia

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk bersaing menjadi produsen otomotif kelas dunia.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menyampaikan, tahun 2021 lalu Indonesia mampu memproduksi mobil sebanyak 1,12 juta unit. Ini menempatkan Indonesia di posisi ke-15 dalam jajaran produsen mobil global.

Posisi Indonesia setingkat di atas Kanada yang tahun lalu memproduksi 1,11 juta unit. Namun, Indonesia masih kalah saing dengan sesama negara Asia Tenggara, yakni Thailand yang mampu memproduksi 1,68 juta unit mobil. Bahkan, Thailand menduduki posisi 11 dalam jajaran produsen mobil global.

Baca Juga: Meski Pasarnya Masih Mini, AISI Terus Dukung Pengembangan Motor Listrik di Indonesia

Sedangkan di posisi puncak, ada China yang sanggup memproduksi 26,08 juta mobil sepanjang tahun lalu. China unggul jauh dari pesaing terdekatnya yakni Amerika Serikat yang memproduksi 9,16 juta unit mobil. Berikutnya, terdapat Jepang yang memproduksi mobil sebanyak 7,84 juta unit.

Gaikindo sendiri cukup mensyukuri capaian produksi mobil Indonesia yang mampu menembus 1 juta unit, mengingat hanya ada 18 negara yang mampu melakukan hal tersebut. Indonesia masih bisa naik kelas walau persaingan di industri otomotif kian ketat.

“Selama ini pesaing terdekat Indonesia adalah Thailand di Asia Tenggara. Belakangan ini, Vietnam juga agresif mengembangkan industri otomotifnya,” ujar Kukuh dalam diskusi virtual, Kamis (15/9).

Kukuh menjelaskan, industri otomotif Indonesia memiliki sejumlah kekuatan yang dapat menopang kinerja sektor tersebut.

Di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan tetap stabil di level 5% secara rata-rata sampai tahun 2024 dan pembangunan infrastruktur yang masih terus digeber oleh pemerintah sehingga timbul permintaan terhadap kendaraan bermotor roda dua maupun empat.

Baca Juga: Gaikindo: Butuh Proses Panjang untuk Mendongkrak Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Selain itu, kapasitas produksi mobil nasional tergolong besar yakni mencapai 2,4 juta unit per tahun. Dengan capaian produksi sebesar 1,12 juta unit di tahun lalu, artinya masih banyak ruang untuk peningkatan utilisasi produksi mobil nasional.

Potensi pasar otomotif Indonesia juga sangat besar lantaran rasio kepemilikan kendaraan pribadi yang masih rendah di masyarakat. “Saat ini baru ada 99 kendaraan dari total 1.000 penduduk,” kata Kukuh.

Indonesia juga terbukti memiliki segudang talenta sumber daya manusia yang andal untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri.

Namun, industri otomotif Indonesia juga punya kelemahan yang cukup menonjol, yakni ketergantungan yang tinggi terhadap material atau komponen impor. Indonesia juga masih memiliki masalah berupa ketersediaan dan keterjangkauan bahan baku lokal.

Hal ini sebenarnya sudah di luar dari ranah Gaikindo, tetapi Kukuh menyebut pihaknya terus mendorong kesiapan pemasok komponen dari dalam negeri. Bahkan, industri komponen otomotif Indonesia diharapkan tidak hanya jago di dalam negeri saja, melainkan juga harus gencar mengekspor produknya ke luar negeri dan bersaing di tingkat internasional.

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM Jadi Momentum Percepatan Implementasi Kendaraan Listrik

Dari sisi kesempatan, industri mobil nasional diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi yang mulai merata di seluruh Indonesia. Alhasil, fokus penjualan mobil diharapkan tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa saja.

Di samping itu, peluang Indonesia untuk mengekspor beragam varian mobil masih sangat terbuka. Sejauh ini, Indonesia telah mengekspor mobil ke 81 negara di seluruh dunia. Adanya perjanjian dagang yang dilakukan pemerintah diyakini dapat semakin meningkatkan ekspor mobil nasional.

Sementara itu, ancaman bagi industri otomotif Indonesia salah satunya tentu berasal dari konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Kompetisi antar negara Asia Tenggara juga bisa menjadi ancaman bagi industri otomotif Indonesia jika para pemain dalam negeri tidak siap.

“Naiknya harga BBM belum lama ini juga bisa memicu melambatnya ekonomi yang berpengaruh pada industri otomotif nasional,” tandas Kukuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×