kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal mengakhiri penderitaan di Suriah, utusan PBB sangat menyesal


Selasa, 16 Maret 2021 / 18:50 WIB
Gagal mengakhiri penderitaan di Suriah, utusan PBB sangat menyesal

Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Di hadapan Dewan Keamanan PBB, perwakilan PBB untuk Suriah menyampaikan penyesalan terdalamnya karena gagal mengakhiri penderitaan penduduk Suriah.

Dilansir dari Arab News, Geir Pedersen, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, bahkan menghela nafas panjang ketika memulai pengarahan terbarunya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Senin (15/3).

Bertepatan dengan peringatan 10 tahun dimulainya Perang Saudara, Pedersen mengatakan, dia menyesali PBB tidak dapat membantu mengakhiri penderitaan rakyat Suriah.

"Sepuluh tahun yang lalu, demonstrasi rakyat yang damai ditekan dengan keras. Suriah didorong masuk ke dalam konflik bersenjata. Kini, banyak negara dan pejuang dari seluruh dunia datang ke Suriah untuk bertempur," ungkap Pedersen.

Mewakili warga Suriah, Pedersen menyatakan, banyak orang Suriah merasa mereka semua terjebak dalam konflik global yang tanpa akhir. Satu dekade terakhir, warga Suriah telah terluka, cacat dan dibunuh dengan segala cara.

"Mereka diculik dari jalanan, dijebloskan ke penjara, dihilangkan, dianiaya, disiksa, diarak dalam sangkar, dan dipertukarkan," sebut Pedersen.

Baca Juga: PBB: Houthi bertanggungjawab atas kebakaran di Yaman yang tewaskan 43 imigran

Pedersen merupakan diplomat asal Norwegia. Ia merupakan utusan keempat yang ditugaskan PBB untuk mengakhiri perang Suriah. Dia telah bertugas sejak Januari 2019.

Pada Senin (15/3), Pedersen mendesak 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk tidak melupakan pentingnya resolusi damain konflik Suriah.

Ia meyakini, solusi masih sangat mungkin untuk diraih. Untuk meraih itu, diperlukan keterlibatan kreatif dan tingkat tinggi dari pemain internasional utama yang memiliki andil dalam konflik tersebut.

Meskipun begitu, Pedersen masih melihat ada tanda-tanda harapan melalui fakta bahwa Suriah menikmati periode yang relatif tenang dan pasukan garis depan tidak bergesar selama setahun.

Dia menyerukan perlunya akses kemanusiaan penuh, berkelanjutan dan tanpa hambatan ke semua bagian Suriah. Masalah terkait tahanan, korban penculikan dan orang hilang akan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Selanjutnya: Erdogan dan Putin resmikan pembangunan reaktor nuklir baru di Turki

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×