kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Freeport dikabarkan gandeng Tsingshan bangun smelter, ini kata ESDM


Selasa, 01 Desember 2020 / 14:50 WIB
Freeport dikabarkan gandeng Tsingshan bangun smelter, ini kata ESDM

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) mulai menjajaki kerjasama dengan Tsingshan Steel China untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera. Namun, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin memastikan, kemitraan itu masih berupa opsi dan belum ada keputusan dari pemerintah.

Ridwan bilang, belum ada laporan kesepakatan yang sampai kepadanya. "Sepanjang yang saya tahu, belum pasti. Karena belum ada dokumen kesepakatan para pihak yang ditandatangani," jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (1/12) pagi.

Persetujuan dari pemerintah memang menjadi penentu kelanjutan proyek smelter tembaga PTFI yang sampai sekarang masih menggantung. Dengan ini, paling tidak ada dua opsi utama yang sedang dinegosiasikan PTFI bersama pemerintah. Pertama, memangkas kapasitas smelter tembaga baru PTFI yang rencananya berlokasi di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, dari semua 2 juta ton konsentrat menjadi 1,7 juta ton.

Baca Juga: Bangun smelter baru di Weda Bay, Presdir Freeport: Kami ikuti arahan pemerintah

Sebagai ganti pemangkasan tersebut, PTFI akan meningkatkan kapasitas smelter eksisting di PT Smelting sebanyak 300.000 ton. Sehingga, total tambahan kapasitas tetap 2 juta ton, untuk menampung konsentrat tembaga PTFI agar bisa diolah di dalam negeri.

Kedua, dengan membangun smelter baru di Weda Bay bersama Tsingshan. Seperti diketahui, Weda Bay saat ini merupakan kawasan smelter nikel terintegrasi.

Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama mengamini bahwa pihaknya sedang membahas kedua opsi tersebut bersama pemerintah. "Betul," jawab Riza kepada Kontan.co.id, kemarin.

Kata Riza, penjajakan kerjasama bersama Tsingshan menjadi salah satu opsi dalam pemenuhan kewajiban peningkatan nilai tambah (hilirisasi) tembaga di dalam negeri. Namun, opsi itu masih akan dibahas dan nantinya diputuskan oleh pemerintah.

"Ini opsi yang disiapkan Pemerintah dan pilihannya akan diputuskan oleh Pemerintah," ungkap Riza.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas juga mengatakan bahwa penjajakan kerjasama dengan Tsingshan itu sesuai arahan dari pemerintah. "Masih dalam pembahasan. Kami sepenuhnya mengikuti arahan Pemerintah," jelas dia..

Mengutip Asia Times,  Freeport Indonesia membahas kerjasama dengan Tsingshan Steel China untuk membangun smelter tembaga senilai US$ 1,8 miliar di kompleks pengolahan nikel di Weda Bay, Halmahera.

Baca Juga: Freeport akan gandeng Tsingshan alihkan smelter tembaga ke Weda Bay, begini kata IMA

Dalam wawancara dengan Asia Times, Menko Luhut berharap kesepakatan tersebut bisa ditandatangani sebelum Maret mendatang. "Kami senang dengan kesepakatan tersebut. Tetapi kedua belah pihak masih dalam pembahasan rinci," katanya

Tsingshan dikabarkan telah setuju untuk menyelesaikan smelter tembaga tersebut dalam waktu 18 bulan. Dengan Tsingshan yang juga berencana menyelesaikan pabrik baterai lithium di Weda Bay pada tahun 2023, pabrik peleburan tembaga baru akan menyediakan asam sulfat yang dibutuhkan untuk memproduksi feronikel kualitas rendah untuk pasar baja tahan karat dan juga untuk memulihkan kobalt dari baterai lithium bekas.

Selanjutnya: Ada opsi pangkas kapasitas 1,7 juta ton, Freeport evaluasi nilai investasi smelter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×