kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Flu burung mulai terkendali, Korea Selatan sudah musnahkan 26 juta unggas


Senin, 08 Februari 2021 / 16:10 WIB
Flu burung mulai terkendali, Korea Selatan sudah musnahkan 26 juta unggas

Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan telah memusnahkan 26 juta unggas terkait infeksi flu burung. Asal tahu saja, negara tersebut telah melaporkan 87 kasus infeksi flu burung yang ditularkan pada peternakan lokal.

Langkah ini dilakukan karena Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan melakukan pemusnahan unggas tak hanya di peternakan lokal tetapi juga unggas yang berada di sekitar peternakan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit.

Langkah tersebut telah menyebabkan kenaikan tajam dalam harga unggas dan turunannya. Bahkan harga telur kini sudah melonjak 43,8% secara tahunan (yoy) dalam seminggu terakhir.

Korea Selatan kini sedang menyelidiki kasus dugaan lain dari flu burung yang sangat patogen. Kasus terbaru yang dicurigai dari jenis virus flu burung H5N8 yang mematikan dilaporkan dari sebuah peternakan telur di Pocheon, 46 kilometer utara Seoul.

Baca Juga: Kasus flu burung mulai terkendali, Korea Selatan selidiki satu kasus baru

Hasil tes diharapkan keluar dalam tiga hari. Peternakan tersebut diketahui memiliki 160.000 ayam.

Sejak akhir November, Korea Selatan telah melaporkan 87 kasus flu burung yang sangat patogen yang ditelusuri ke peternakan unggas lokal. Hingga Senin (8/2), kasus flu burung yang dikonfirmasi dari burung liar juga mencapai 163.

Korea Selatan mengidentifikasi 340 kasus flu burung yang ditelusuri ke peternakan unggas selama gelombang sebelumnya, yang berlangsung dari Oktober 2016 hingga Februari 2017.

Selanjutnya: Tolak reformasi pertanian, ribuan petani di India memblokir jalan dengan traktor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×