kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Filipina dan Amerika Serikat Gelar Latihan Militer, Apa Skenarionya?


Selasa, 14 Maret 2023 / 10:33 WIB
Filipina dan Amerika Serikat Gelar Latihan Militer, Apa Skenarionya?

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - FORT MAGSAYSAY. Filipina dan Amerika Serikat meluncurkan latihan militer bersama antar tentara pada Senin (13/3/2023). Adapun fokus latihan kali ini difokuskan pada peningkatan kemampuan negara Asia Tenggara untuk melindungi dan mempertahankan wilayahnya dari ancaman eksternal.

Mengutip Reuters, latihan itu dilakukan menyusul keputusan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr bulan lalu untuk memperluas akses AS ke pangkalan militer negaranya. Ini merupakan sebuah langkah yang membuat marah China karena Filipina dipandang sebagai titik tumpu persaingan geopolitik antara dua kekuatan besar.

Lebih dari 3.000 tentara Filipina dan AS akan berpartisipasi dalam latihan tahunan selama tiga minggu yang disebut Salaknib tersebut. Latihan tersebut melibatkan beberapa latihan senjata kecil, tembakan langsung artileri dan mortir, dan proyek konstruksi.

“Skenarionya akan melibatkan pertahanan kepulauan Filipina dari potensi agresor asing,” kata Panglima Angkatan Darat Filipina Letnan Jenderal Romeo Brawner kepada wartawan setelah upacara pembukaan.

Baca Juga: Inggris: Rusia & China Ancam Ciptakan Bahaya dan Kekacauan Global

“Karena ini adalah latihan angkatan darat, kami akan fokus pada operasi pertahanan seperti pertahanan udara dan juga pertahanan kami dari garis pantai,” tambahnya.

Sebagian besar kegiatan akan berlangsung di Fort Magsaysay, kamp militer terbesar Filipina, dan salah satu dari lima lokasi yang dapat diakses AS di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) dengan Manila.

Berdasarkan perjanjian tersebut, AS dapat menggunakan pangkalan untuk pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer, tetapi tidak untuk mempertahankan kehadiran permanen.

China mengecam perjanjian yang diperluas itu, menyebutnya sebagai bagian dari upaya AS untuk mengepung dan menahan China melalui aliansi militernya dengan Filipina.

Baca Juga: China: Kehadiran AS di Selat Taiwan Mengancam Perdamaian Kawasan

“Dengan melakukan ini, AS tidak hanya meningkatkan ketegangan, mendorong perselisihan antara China dan Filipina, tetapi juga telah mengganggu dan mengecewakan upaya bersama negara-negara di kawasan ini untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” jelas juru bicara Kedutaan Besar China di Manila.

Filipina belum mengungkapkan pangkalan tambahan yang akan diakses AS, tetapi seorang mantan kepala militer mengatakan wilayah tersebut termasuk pangkalan di pulau Luzon, menghadap ke utara menuju Taiwan, dan di Palawan di barat daya, dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut Cina Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×