kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Facebook larang militer Myanmar gunakan platform mereka, ini alasannya


Kamis, 25 Februari 2021 / 21:00 WIB
Facebook larang militer Myanmar gunakan platform mereka, ini alasannya
ILUSTRASI. Seorang biksu Buddha memegang tanda berdiri di samping kendaraan lapis baja selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 14 Februari 2021. REUTERS/Stringer

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Facebook pada Kamis (25/2) mengatakan, telah melarang militer Myanmar menggunakan platform Facebook dan Instagram dengan segera, menyusul demonstrasi selama berminggu-minggu setelah kudeta 1 Februari.

"Peristiwa sejak kudeta 1 Februari, termasuk kekerasan mematikan, telah memicu perlunya larangan ini," kata Facebook dalam sebuah posting di blog. 

“Kami percaya risiko mengizinkan Tatmadaw (tentara Myanmar) di Facebook dan Instagram terlalu besar,” ujar Facebook, seperti dikutip Reuters.

Militer merebut kekuasaan bulan ini setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November tahun lalu yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Junta menahan Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan NLD. Setidaknya, tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas dalam kekerasan saat demonstrasi.

Baca Juga: Pelajar hingga dokter di Myanmar berencana melakukan demo terhadap junta militer

Facebook, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), menyatakan, akan melarang semua "entitas komersial yang terkait dengan Tadmadaw (Angkatan Bersenjata Myanmar)" untuk beriklan di platformnya.

Keputusan itu datang karena "pelanggaran hak asasi manusia yang sangat parah dan risiko yang jelas dari kekerasan yang diprakarsai oleh militer atas masa depan di Myanmar". 

Serta, sejarah militer yang berulang kali melanggar aturan Facebook, termasuk sejak kudeta.

Pemerintah militer Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Ada upaya membangun kembali jaringan

Facbook banyak digunakan di Myanmar dan telah menjadi salah satu cara junta berkomunikasi dengan orang-orang, meskipun ada langkah resmi untuk melarang platform tersebut pada hari-hari awal kudeta.

Baca Juga: Demonstran Myanmar marah: Indonesia, jangan mendukung diktator!



TERBARU

×