Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut kondisi pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia belum terkendali.
Hal itu terlihat dari lonjakan kasus yang masih terjadi hingga saat ini. Dicky menyebut berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) peningkatan kasus Covid-19 dalam satu bulan terakhir mencapai 50%.
"Itu menunjukkan bahwa situasi saat ini masih sangat kritis," ujar Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/7).
Meski begitu, Dicky menyadari kemampuan Indonesia terbatas dalam melakukan pembatasan mobilitas. Hal itu terlihat dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini.
PPKM yang dijalankan saat ini dinilai memberatkan pemerintah dan juga masyarakat. Oleh karena itu pelonggaran dapat dilakukan dengan mengambil kebijakan yang mampu menggantikan efektivitas pembatasan.
Baca Juga: Kematian akibat Covid-19 naik, Epidemiolog: Bulan depan bisa capai 2.000 per hari
"Misalnya terpaksa harus dilonggarkan kita harus melakukan opsi solusi kompensasi terhadap situasi yang serius ini, dengan cara meningkatkan testing yang setidaknya 1 juta (per hari)," terang Dicky.
Testing yang masif tersebut disampaikan Dicky tak perlu menggunakan tes PCR yang membutuhkan biaya tinggi. Alat tes antigen disebut Dicky sudah cukup untuk melakukan pelacakan kasus.
Namun, pengetesan yang dilakukan secara masif itu harus dibiayai pemerintah secara penuh. Selain itu, pengetesan juga dilakukan secara masif dengan menemukan kasus secara langsung ke permukiman masyarakat.
Sebagai informasi, berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada hari ini jumlah orang yang dites sebanyak 124.139 orang. Dari tes tersebut terdapat 38.679 tambahan kasus positif Covid-19 baru di Indonesia.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (25/7): Tambah 38.679 kasus baru, selalu pakai masker
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News