kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.233   1,00   0,01%
  • IDX 6.959   31,16   0,45%
  • KOMPAS100 1.013   4,51   0,45%
  • LQ45 776   3,66   0,47%
  • ISSI 228   0,71   0,31%
  • IDX30 401   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 464   1,98   0,43%
  • IDX80 114   0,58   0,51%
  • IDXV30 114   -0,09   -0,08%
  • IDXQ30 130   0,40   0,31%

Ekspor alas kaki ke China aman walau pelabuhan Yantian sempat ditutup, ini alasannya


Rabu, 23 Juni 2021 / 06:05 WIB
Ekspor alas kaki ke China aman walau pelabuhan Yantian sempat ditutup, ini alasannya

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengakui, aktivitas ekspor alas kaki ke China masih aman walau pelabuhan Yantian sempat ditutup di akhir Mei 2021 lalu.

Sebagai informasi, pada akhir Mei 2021, salah satu pelabuhan di China yakni Pelabuhan Yantian sempat ditutup beberapa hari karena virus Covid-19 yang menginfeksi beberapa pekerjanya. 

Kendati pelabuhan tersebut sudah beroperasi kembali, efek domino dari penutupan pelabuhan Yantian cukup besar. Yakni mulai dari penumpukan kontainer hingga kongesti. Pasalnya, Yantian merupakan terminal kontainer terbesar keempat di dunia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan, sementara ini ekspor alas kaki ke China masih aman. Pasalnya, beberapa kegiatan ekspor-impor tidak melalui pelabuhan Yantian. 

"Namun, untuk aktivitas di Pelabuhan Shenzhen ada gangguan hingga keterlambatan mencapai kisaran 1 minggu," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (22/6). 

Baca Juga: Pelabuhan Yantian sempat lumpuh, Perprindo: Bahan baku dari China terhambat

Firman menambahkan, untuk sementara ini persoalan keterlambatan tersebut belum terlalu berpengaruh untuk jangka pendek ini. Oleh karenanya, pihaknya tidak dapat mengkalkulasi adanya dampak kerugian. 

Menurut Firman, China masih prospektif menjadi negara tujuan ekspor alas kaki. "Pada masa pandemi di tahun lalu, ekspor Indonesia ke China justru mengalami pertumbuhan," ungkapnya. 

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor alas kaki ke China mengalami tren pertumbuhan sejak tahun 2016 hingga 2020. Rinciannya, pada 2016 nilai ekspor alas kaki senilai US$ 391,6 juta, kemudian pada 2017 naik menjadi US$ 480,3 juta. 

Memasuki tahun 2018 hingga 2019, ekspor alas kaki terus tumbuh hingga nilainya di atas US$ 500 juta. Kemudian pada 2020, nilai ekspornya tumbuh kembali hingga menjadi US$ 731,3 juta. 

Di awal tahun ini, nilai ekspor alas kaki pada periode Januari-Mei 2021 juga mencatatkan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pada lima bulan pertama tahun ini, nilai ekspor alas kaki senilai US$ 327,2 juta atau tumbuh 13,87% yoy dari sebelumnya US$ 287,3 juta di Januari-Mei 2020. 

Selanjutnya: IHSG melonjak 1,53% ke 6.087 pada Selasa (22/6), asing lepas BBCA, BBRI, BFIN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×