kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Membaik, Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Ikut Menyusut


Sabtu, 16 Juli 2022 / 12:00 WIB
Ekonomi Membaik, Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Ikut Menyusut

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat kemiskinan di Indonesia menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2022 sebanyak 26,16 juta orang atau turun 0,34 juta orang dari data September 2021 yang sebanyak 26,50 juta orang.

Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2021 yang sebanyak 27,54 juta orang, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 juga berkurang 1,38 juta orang.

Dengan jumlah ini pun, rasio penduduk miskin pada bulan Maret 2022 bertahan ke single digit, yaitu ke 9,54%, atau turun 0,17% pada September 2021 yang sebesar 9,71%.

Angka kemiskinan pada kuartal I ini juga mengalami penurunan 0,60% terhadap Maret 2021 yang saat itu mencapai angka double digit sebesar 10,14%.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Juni 2022 Surplus US$ 5,09 Miliar, Ditopang Ekspor CPO

"Kalau dilihat dari tren yang disampaikan, kita bisa melihat bahwa dengan tren pemulihan ekonomi yang terjadi pada triwulan I, itu juga berpengaruh kepada kemiskinan di tahun 2022 ini. Jadi sejalan ekonomi membaik, kemiskinannya juga mengalami penurunan," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam siaran pers yang dipantau secara daring, Jumat (15/7).

Namun, Margo mengakui, jumlah penduduk miskin di bulan Maret 2022 ini belum membaik bila dibandingkan dengan periode pra pandemi Covid-19. 

Di mana pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 25,14 juta orang, atau sebesar 9,41% dari jumlah penduduk Indonesia.

"Tapi kalau dibandingkan tingkat kemiskinan saat ini yang terjadi di Maret 2022 ini, kalau saya bandingkan sebelum pandemi, itu tingkat kemiskinannya masih lebih tinggi. Artinya kondisinya masih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×