kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.263   18,00   0,11%
  • IDX 6.935   31,03   0,45%
  • KOMPAS100 1.008   6,34   0,63%
  • LQ45 767   4,89   0,64%
  • ISSI 229   1,42   0,62%
  • IDX30 394   1,03   0,26%
  • IDXHIDIV20 455   1,16   0,26%
  • IDX80 113   0,93   0,83%
  • IDXV30 114   0,84   0,74%
  • IDXQ30 127   0,36   0,29%

Ekonom: Surplus neraca dagang rekor, kerek kemampuan bayar utang Indonesia


Rabu, 17 November 2021 / 06:25 WIB
Ekonom: Surplus neraca dagang rekor, kerek kemampuan bayar utang Indonesia

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pembayaran utang atau debt to service ratio (DSR) Tier-1 Indonesia di kuartal III-2021 turun. Berdasarkan data yang dihimpun dari Bank Indonesia (BI), DSR Tier-1 kuartal III-2021 tercatat sebesar 24,76%. Level ini turun dari DSR di kuartal II-2021 yang capai 26,43%.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, penurunan rasio pembayaran utang tersebut didorong oleh peningkatan penerimaan neraca transaksi berjalan.

“Penerimaan neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2021 naik seiring naiknya surplus neraca perdagangan akibat ekspor yang meningkat didorong harga komoditas,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (16/11).

Faisal menjelaskan, perhitungan DSR tier-1 ini adalah pembayaran pokok dan bunga Utang Luar Negeri (ULN) dibagi dengan penerimaan neraca transaksi berjalan. Nah, karena ada peningkatan penerimaan ini, tentu akan menurunkan DSR.

Baca Juga: Ini penyebab turunnya rasio pembayaran utang pada kuartal III-2021

Sebagai gambaran, salah satu penyebab penerimaan transaksi berjalan Indonesia meningkat pada kuartal III-2021 ini adalah surplus neraca perdagangan yang jumbo.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada kuartal tersebut tercatat sebesar US$ 13,24 miliar atau lebih tinggi dari surplus neraca perdagangan pada kuartal II-2021 yang sebesar US$ 6,31 miliar.

Namun, memang dari posisi ULN Indonesia pun, pada kuartal III-2021 tercatat meningkat. BI mencatat, posisi ULN pada kuartal III-2021 sebesar US$ 423,1 miliar atau naik dari US$ 415,9 miliar pada kuartal II-2021.

Ke depan, Faisal memandang kemampuan membayar pokok serta bunga ULN berpotensi makin membaik. Namun, dengan catatan neraca perdagangan konsisten membukukan surplus yang besar.

Selanjutnya: Pabrik AC Panasonic hasil relokasi dari Malaysia mulai produksi perdana di tanah air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

×