kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Ekonom Sebut Realisasi Belanja Daerah Perlu Ditingkatkan untuk Genjot Ekonomi


Sabtu, 27 Mei 2023 / 08:50 WIB
Ekonom Sebut Realisasi Belanja Daerah Perlu Ditingkatkan untuk Genjot Ekonomi

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja realisasi belanja khususnya belanja daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih seret di awal tahun. Daerah sendiri  biasanya baru gencar melakukan belanja pada akhir tahun.

Kinerja tersebut sangat disayangkan, sebab kontribusi belanjanya ke pertumbuhan ekonomi akan sangat minim.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, semakin besar serapan dan efektivitas belanja daerah maka akan semakin baik mendorong pemulihan ekonomi di daerah.

“Contohnya dari sisi pengadaan barang jasa, perbaikan jalan didaerah akan menggerakkan berbagai sektor seperti konstruksi hingga UMKM,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (26/5).

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Kuartal II-2023, Investasi Jadi PR Besar

Alasan realisasi belanja daerah perlu ditingkatkan kembali karena kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional cukup besar.

Sebagai contoh, total realisasi belanja APBD seluruh Indonesia tahun 2022 mencapai Rp 1.138 triliun. Sementara PDB harga berlaku tahun 2022 nilainya Rp 19.588 triliun. Alhasil, belanja APBB menyumbang sekitar 5,8% terhadap PDB.

Sementara itu, pada 2022 kontribusi belanja pemerintah baik pusat dan daerah berkontribusi 9,91% terhadap PDB.

Sebelumnya, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman  mengatakan, jika realisasi belanja daerah digenjot diawal tahun maka dampak yang diberikan kepada perekonomian akan lebih besar.

“Tidak hanya nilai tambah dan multiplier, tetapi juga siklus ekonomi dan ekosistem bisnis jauh lebih cepat pondasinya dibangun. Karena pelaku ekonomi akan lebih cepat bergairah dalam menjalankan siklus bisnisnya dan lebih cepat,” kata Rizal.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Diakui Negara Mayoritas Islam Berpengaruh di Dunia

Hal ini menandakan, semakin cepat realisasi transfer ke daerah (TKD), dan semakin cepat pula realisasi belanja daerahnya, maka semakin cepat juga percepatan ekonomi di daerah berjalan.

Sebagai catatan, realisasi belanja APBD hingga April 2023 mencapai Rp 219,44 triliun. Realisasi ini turun 5,56%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang realisasinya mencapai Rp 232,36 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

×