kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Proyeksi Surplus Transaksi Berjalan Capai 3% dari PDB di Kuartal III-2022


Senin, 19 September 2022 / 06:55 WIB
Ekonom Proyeksi Surplus Transaksi Berjalan Capai 3% dari PDB di Kuartal III-2022

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan (current account balance) diproyeksi mencetak surplus yang lebih besar pada kuartal III-2022. Hal itu terjadi seiring dengan membesarnya surplus neraca perdagangan barang.

BPS mencatat, surplus neraca dagang pada bulan Agustus mencapai US$ 5,76 miliar atau lebih tinggi dari surplus US$ 4,2 miliar yang dicetak pada bulan Juli 2022.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, surplus neraca transaksi berjalan di periode Juli-September 2022 akan lebih besar dari capaian surplus pada kuartal II-2022.

"Pasti surplus transaksi berjalan lebih tinggi dari kuartal II-2022 yang pada waktu itu 1,1% produk domestik bruto (PDB). Menurut hitungan kami, surplus transaksi berjalan pada kuartal III-2022 ke arah 3% dari PDB," tutur David kepada Kontan.co.id, Minggu (18/9).

Baca Juga: Indonesia Cetak Surplus Neraca Perdagangan 28 Bulan Berturut-turut

David mengatakan, potensi surplus yang jumbo ini juga seiring perkiraan neraca perdagangan barang kembali mencetak surplus pada bulan September 2022. Meski, dia meyakini surplus neraca perdagangan barang pada bulan ini akan menyusut dari bulan Agustus 2022.

Selain menguntungkan neraca transaksi berjalan, David mengatakan surplus neraca perdagangan berpotensi membawa cadangan devisa untuk meningkat pada akhir kuartal III-2022, atau pada September 2022. Menurut David, cadangan devisa akan meningkat sekitar US$ 3 miliar hingga US$ 4 miliar.

Namun, tambahan cadangan devisa ini tak hanya karena surplus neraca perdagangan barang saja, tetapi juga karena penerbitan global bond oleh pemerintah pada awal September 2022 sekitar Rp 39,5 triliun.

Cadangan devisa yang gendut ini diperkirakan mampu menjadi bantalan yang empuk bila nilai tukar rupiah mengalami gonjang-ganjing. Apalagi, David melihat risiko rupiah melemah pada akhir September 2022 ke Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), mengingat Federal Reserve (The Fed) masih berpotensi hawkish.

Agresivitas The Fed dalam meningkatkan suku bunga acuan ini akan berpengaruh pada aliran modal asing ke pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga berpotensi melemahkan nilai tukar. Namun, dengan kondisi yang ada, cadangan devisa digadang mampu menjadi bantalan pergerakan rupiah.

Baca Juga: Ekspor Menguat, APBN akan Terus Mendukung Ekspor dan Perekonomian

Lebih lanjut, hingga akhir tahun 2022, David meyakini neraca perdagangan barang Indonesia masih akan mencetak surplus. Dengan kondisi ini, David optimistis neraca transaksi berjalan pada akhir 2022 masih akan surplus di kisaran 1,5% dari PDB hingga 1,8% dari PDB.

"Kalau ini terjadi, pada tahun 2022 berarti ada rekor surplus transaksi berjalan terbesar. Namun, perlu diingat, surplus ini juga didorong oleh peningkatan harga komoditas di sepanjang tahun yang membawa neraca perdagangan barang untuk membukukan surplus," tandas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×