kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Proyeksi Surplus Neraca Perdagangan US$ 4,7 Miliar di Desember 2022


Senin, 16 Januari 2023 / 05:35 WIB
Ekonom Proyeksi Surplus Neraca Perdagangan US$ 4,7 Miliar di Desember 2022

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 berpotensi kembali mencetak surplus. Namun, sejumlah ekonomi memproyeksi, surplus neraca dagang menurun dari bulan sebelumnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, surplus neraca perdagangan bulan laporan sebesar US$ 4,76 miliar.

Ini lebih rendah dari capaian surplus neraca perdagangan pada November 2022 yang sebesar US$ 5,16 miliar.

Faisal mengungkapkan, penurunan surplus neraca perdagangan didorong lesunya kinerja ekspor akibat penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global.

"Permintaan global terus melemah, seiring dengan berlanjutnya pengetatan moneter global," tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (13/1).

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Desember 2022 Diperkirakan Menurun

Dari perhitungan Faisal, ekspor pada Desember 2022 diperkirakan turun 0,24% secara bulanan. Harga batubara yang menjadi komoditas andalan ekspor Indonesia cenderung turun bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Pun komoditas lain andalan ekspor Indonesia, minyak sawit mentah (CPO), mencatat harga yang cenderung tidak berubah.

Kinerja industri manufaktur China pada Desember 2022 tercatat menurun ke 49,0. Selain itu, ini berada di bawah zona ekspansif atau indeks di bawah 50.

Ini tentu mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, mengingat China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.

Meski secara bulanan menurun, Faisal melihat kinerja ekspor naik 7,62% bila dibandingkan dengan Desember 2021.

Sementara itu, impor diyakini naik 1,82% mom. Ini seiring meningkatnya permintaan domestik, di tengah pelonggaran PPKM, peningkatan indeks manufaktur, dan faktor musiman jelang natal dan tahun baru.

Meski begitu, bila dibandingkan dengan Desember 2021, kinerja impor nampak menurun 9,58%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×