kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom menilai holding BUMN ultra mikro bisa mendongkrak bisnis UMKM


Kamis, 01 Juli 2021 / 11:45 WIB
Ekonom menilai holding BUMN ultra mikro bisa mendongkrak bisnis UMKM

Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya mengatakan, pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang tengah digagas pemerintah diharapkan mampu menyokong pertumbuhan usaha para pelaku ekonomi di segmen ultra mikro dan UMKM, melalui berbagai program dan kebijakan yang nantinya ditawarkan.

Dinyatakan dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN pada Rabu (30/6), Berly mengharapkan peta jalan holding BUMN UMi memiliki keberpihakan yang nyata terhadap masa depan pengembangan usaha UMi dan UMKM di Indonesia. Dirinya mengaku mengapresiasi langkah pemerintah, lantaran dampak baik yang sangat besar bagi pelaku usaha ke depannya pada segmen tersebut.

Jika pelaku usaha di sektor UMi dan UMKM lebih berdaya, maka akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. “Tinggal tunggu detail blueprint-nya. Tentu kita harapkan holding ini mampu mendukung dan membesarkan UMKM. Setelah tahu blueprint-nya, baru kita akan tahu seperti apa peta jalan yang diusung holding ini,” ujar Berly.

Baca Juga: BRI bakal minta restu holding ultra mikro lewat RUPSLB pada 22 Juli mendatang

Pemerintah tengah membentuk holding ultra mikro dengan mengintegrasikan tiga BUMN yang melayani sektor ultra mikro dan UMKM. Ketiga BUM itu yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. BRI sebagai induk holding akan melaksanakan rights issue dengan keterlibatan pemerintah di dalamnya, melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam bentuk non tunai.

Berkaitan proses tersebut, pemerintah akan mengalihkan seluruh saham Seri B miliknya (inbreng) dalam Pegadaian dan PNM kepada BRI.

Dengan adanya holding ini, pemerintah ingin memastikan penyaluran pembiayaan kredit kepada pelaku ultra mikro dan mikro yang membutuhkan kredit dengan bunga rendah akan jauh lebih terarah, mudah dan juga ada pertambahan nasabah baru yang signifikan.

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, terdapat sekira 62 juta unit usaha mikro dan ultra mikro di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, yang baru tersentuh layanan jasa keuangan formal sekitar 32 juta unit atau 50,9%-nya saja. Sinergi tiga BUMN untuk ultra mikro ditargetkan memperluas pendanaan bagi kurang lebih 29 juta pelaku usaha ultra mikro pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Ini kata Kadin soal pembentukan holding ultra mikro

Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki sebelumnya menyebutkan porsi kredit perbankan untuk UMKM saat ini masih kurang dari 20%. Angka ini kalah jauh dibandingkan rasio pembiayaan UMKM di negara tetangga di kawasan Asean.

"Jadi kita berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM setidaknya bisa naik jadi 30% dengan dorongan dari pembentukan holding ini," pungkas Teten dalam siaran pers yang diterima KONTAN pada Rabu (30/6).

Selanjutnya: Bos BRI buka-bukaan terkait status kredit Garuda (GIAA) dan Waskita (WSKT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×