Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batu bara terus melonjak pada tahun 2021 ini. Teranyar, harga batubara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat mencapai US$ 212 per ton atau mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Padahal, pada akhir 2020, harga batubara masih berada di level US$ 79,55 per ton. Artinya secara year to date sudah melesat hingga 166,5%.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, naiknya harga batu bara masih akan berdampak baik bagi kinerja ekspor Indonesia hingga akhir tahun 2021. Sehingga dengan begitu akan mendukung trade surplus series.
Baca Juga: Kemenperin fokus bangun ekosistem industri halal nasional
“Kinerja ekspor masih akan baik sampai dengan akhir tahun ini dan akan mendukung trade surplus series,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10).
Selain itu, menurutnya impor batu bara juga akan akan naik seiring dengan membaiknya tingkat permintaan domestik. Akan tetapi, dirinya melihat peningkatan impor justru akan lebih bersifat gradual atau bertahap.
Sehingga, surplus neraca dagang masih akan berlangsung sampai akhir tahun, meskipun pasti ada kemungkinan besaran surplusnya tends to shrink. Faisal memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan ada di kisaran US$ 27 miliar sampai US$ 30 miliar pada akhir tahun 2021.
Selanjutnya: Koasuransi Merah Putih bidik peningkatan penguasaan market share 10% di tahun pertama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News