Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 akan membaik dibanding kuartal II-2020, meski masih berada di zona negatif.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 akan minus 3,13% yoy, lebih kecil dari kontraksi pada kuartal II-2020 yakni minus 5,32% yoy.
Mengecilnya kontraksi perekonomian di kuartal III-2020 didukung oleh perbaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Apalagi, seperti yang kita ketahui, motor penggerak utama perekonoiman domestik ada pada konsumsi rumah tangga.
Josua memprediksi, konsumsi rumah tangga akan tumbuh minus 3,54% yoy atau membaik dari kuartal sebelumnya yang tumbuh minus 5,51% yoy.
Baca Juga: Ekonomi tahun depan tergantung penanganan pandemi corona
“Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).
Selain itu, Josua juga memperkirakan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal III-2020 akan minus 7,9% yoy. Kontraksinya mengecil dari kuartal II-2020 yang tercatat minus 8,61% yoy.
Meski kontraksi sedikit membaik, Josua masih memperkirakan investasi bangunan dan non bangunan masih cenderung terkontraksi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan semen yang masih minus 10,5% yoy.
“Kontraksi penjualan semen mengindikasikan kalau investasi bangunan di sepanjang periode Juli 2020 sampai September 2020 masih mengalami penurunan,” tambah Josua.
Investasi non bangunan yang masih melambat juga terindikasi dari impor barang modal di sepanjang kuartal III-2020 yang terkontraksi minus 24,9% yoy. Penjualan alat berat pada kuartal III-2020 pun juga akan terkontraksi minus 48,1% yoy.
Lebih lanjut, perbaikan kontraksi juga didukung oleh konsumsi pemerintah yang membaik. Josua yakin, konsumsi pemerintah mampu tumbuh positif pada periode laporan, didorong oleh peningkatan realisasi belanja kementerian/lembaga (K/L) serta penyerapan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Selain itu, perbaikan juga terlihat dari surplus neraca perdagangan pada kuartal III-2020 yang menunjukkan net ekspor cenderung meningkat bila dibandingkan dengan net ekspor di kuartal II-2020.
Selanjutnya: Tahun depan UMP dan Gaji PNS tak naik, begini efeknya ke perekonomian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News