Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi tak sekencang laju ekonomi Vietnam pada tahun 2022. Hal tersebut terlihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat Dana Moneter Internasional (IMF).
Sebelumnya, IMF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 hanya 5,6%. Sedangkan lembaga tersebut memproyeksi, perekonomian Vietnam tumbuh 6,6% sepanjang tahun ini.
Ekonom MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi mengungkapkan, memang ada beberapa hal yang membuat perekonomian Vietnam lebih diunggulkan ketimbang Indonesia.
Pertama, kondisi perekonomian yang lebih berdaya tahan. Pada tahun 2020, hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi akibat Covid-19. Sedangkan Vietnam masih mampu tumbuh positif di periode tersebut.
Kedua, Vietnam mendapat berkah relokasi investasi dari China, di saat Covid-19 merebak signifikan di Negeri Tirai Bambu tersebut. Ini membuat perusahaan berupaya membangun rantai pasok regional.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Diprediksi Lebih Tinggi dari Indonesia, Ini Saran Ekonom
“Mengapa mereka yang punya agenda relokasi dari China, yang cenderung menyukai Vietnam? Karena performa ekonomi yang bagus, biaya tenaga kerja yang rendah, aspek infrastruktur, dan perjanjian dagang,” jelas Tirta kepada Kontan.co.id, Rabu (26/1).
Bila dibandingkan dengan Indonesia, sebenarnya aspek infrastruktur Indonesia juga mumpuni. Namun, dalam urusan logistik, performa Vietnam masih lebih unggul.
Tak hanya itu, integrasi dengan ekonomi China dan kinerja manufaktur Vietnam yang baik membuat Vietnam lebih dilirik oleh para investor.
Dari sisi produk ekspor, Vietnam juga banyak disokong oleh industri pengolahan sehingga memiliki barang ekspor yang sudah memiliki nilai tambah untuk menyokong perekonomian mereka.
Tirta mengingatkan, kondisi ini harusnya tidak membuat Indonesia berkecil hati atau patah arang. Malahan, bisa menjadi pacuan untuk bisa memperbaiki kinerja perekonomian.
Baca Juga: IMF Masih Melihat Beberapa Risiko yang Bisa Menurunkan Prospek Ekonomi Indonesia
Salah satu instrumen yang kini sudah dimiliki Indonesia adalah Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Otoritas menggadang UU Sapu Jagad ini kemudian bisa menjadi daya tarik investasi.
Sayangnya, Tirta masih belum terlalu optimistis terhadap UU ini. Pasalnya dampak dari UU tersebut tidak bisa langsung terlihat alias butuh waktu dan proses.
“Perlu ingat ini adalah pengalaman pertama kita buat UU Sapu Jagad. Sebuah terobosan memang, tetapi karena aturan turunannya banyak, ini punya kompleksitas tersendiri dalam tataran implementasi,” pungkas Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News