kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Ingatkan Tahun Politik Berpotensi Ganggu Stabilitas Ekonomi RI


Selasa, 06 Desember 2022 / 09:05 WIB
Ekonom Ingatkan Tahun Politik Berpotensi Ganggu Stabilitas Ekonomi RI

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia di tahun depan masih penuh ketidakpastian. Perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir hingga adanya ancaman pangan akan menghantui perekonomian global di tahun 2023. Terlebih lagi tahun depan mulai memasuki tahun politik jelang pesta demokrasi 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mewanti-wanti bahwa tahun politik dan ketidakpastian ekonomi di tahun depan berpotensi akan mengganggu stabilitas ekonomi di dalam negeri.

Dirinya melihat, ketidakpastian di tahun politik sempat terjadi di tahun sebelum pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yakni di tahun 2013 dan 2018 yang memicu  kinerja saham atau kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren penurunan.

Sementara itu, saat ini IHSG berada pada kisaran 7 ribu sehingga posisi tersebut masih dibaca oleh market sebagai ketidakpastian yang cukup tinggi di tahun depan. Ditambah lagi, adanya inflasi global dan juga pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Apindo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Sentuh 5%

"Saya kira ini akan berimplikasi ke dalam situasi domestik, yang juga tahun depan tahun politik penuh ketidakpastian.  Pengalaman kita satu tahun sebelum pemilu stock exchange itu trennya menurun. Tahun 2013 trennya turun dan 2018 juga turun," ujar Tauhid dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023: Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik, Senin (5/12).

Selain itu, menurutnya ketidakpastian di tahun 2023 tersebut akan menyebabkan pelemahan ekonomi global di banyak negara, lantaran perang Rusia-Ukraina yang masih belum diketahui kapan akan usai. Bahkan Tauhid mengatakan bahwa sejumlah analis masih akan berlanjut hingga akhir tahun depan.

"Beberapa analis juga mengatakan, presiden Ukraina bisa menegosiasikan apabila ada pergantian presiden Rusia. Tapi itu juga sulit untuk kita prediksi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×