kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank UOB prediksi cadangan devisa RI masih akan menggendut


Rabu, 08 September 2021 / 13:00 WIB
Ekonom Bank UOB prediksi cadangan devisa RI masih akan menggendut

Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa kembali meningkat pada akhir Agustus 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir bulan laporan sebesar US$ 7,5 miliar menjadi US$ 144,8 miliar. Ini bahkan tertinggi sepanjang sejarah.

Senada dengan bank sentral, Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan, peningkatan cadangan devisa pada bulan laporan merupakan akibat dari alokasi tambahan Special Drawing Right (SDR) dari International Moneter Fund (IMF) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan US$ 6,31 miliar.

“Pada tahun 2021, IMF menaikkan jatah SDR dan didistribusikan secara proporsional kepada seluruh anggotanya, termasuk Indonesia,” ujar Enrico dalam laporannya, Selasa (7/9).

Enrico menambahkan, suntikan SDR ini dalam rangka mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global yang terkena dampak negatif pandemi Covid-19.

Baca Juga: Penjelasan BI mengapa cadangan devisa raih bulan Agustus 2021 rekor tertinggi

Ke depan, ia memperkirakan cadangan devisa masih berpotensi menggendut. Hal ini dudkung dari masih adanya aliran modal asing yang masuk, pendapatan dari ekspor, serta pendapatan lainnya.

Selain itu, pemulihan ekonomi Indonesia juga akan berlanjut dengan program vaksinasi yang terus berjalan dan pemulihan ekonomi global secara bertahap. Ini jadi sentimen positif bagi perkembangan cadangan devisa.

Namun, ia mengingatkan tetap ada risiko penurunan cadangan devisa. Apalagi, masih adanya ketidakpastian akibat perkembangan kasus Covid-19.

Selain itu, ada juga risiko yang muncul dari normalisasi stimulus moneter (tapering off) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

“Ini bisa mengurangi pemasukan cadangan devisa dan potensi keluarnya arus modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×