Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 masih berdaya. Hal ini sehubungan dengan makin meningkatnya mobilitas masyarakat.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 bisa tumbuh di kisaran 5% yoy hingga 5,2% yoy. Bahkan, ada peluang pertumbuhan bisa lebih dari itu.
“Peluang di kuartal II-2022 sangat tinggi karena PPKM makin longgar, sejalan dengan angka vaksin yang tinggi dan kasus harian yang rendah. Namun, perlu jadi catatan, peluang lebih tinggi terjadi bila inflasi selama kuartal II-2022 bisa dikendalikan dengan baik,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (9/5).
Faisal mewanti-wanti, isu inflasi tahunan terus naik dan bahkan mulai mendekati batas atas target inflasi yang sebesar 4% yoy. Seperti kita tahu, inflasi per April 2022 sudah mencapai 3,47% yoy.
Baca Juga: Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja, Ekonom Sarankan Pemerintah Dorong Sektor Manufaktur
Inflasi yang tinggi dan terjadi lebih cepat daripada yang diantisipasi bisa memaksa Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dan bisa menghambat investasi.
Belum lagi ada risiko bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang makin hawkish sehingga menyebabkan aliran modal asing keluar cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan bisa mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
“Apalagi, di tengah adanya risiko surplus perdagangan yang menurun akibat larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO),” tambah Faisal.
Dengan demikian, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022, maka pemerintah dan BI perlu memperhatikan tingkat inflasi dan isu stabilitas. Plus, perlu juga tetap mengantisipasi adanya varian baru Covid-19 sehingga tidak ada lonjakan kasus yang menghambat pertumbuhan lagi.
Baca Juga: Inflasi April 2022 Meningkat, Kepala BKF: Pertanda Aktivitas Ekonomi Tinggi
Lebih lanjut, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan makin menguat, sehingga pada tahun 2022, pertumbuhan akan mencapai 5,17% yoy atau lebih tinggi dari 3,69% yoy pada tahun 2021.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan bertumpu pada konsumsi rumah tangga seiring dengan pelonggaran mobilitas dan juga bersumber dari aktivitas investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News