Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, proyeksikan cadangan devisa pada Mei 2021 relatif stabil.
Sebelumnya pada April 2021 Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia meningkat sebesar US$ 1,7 miliar menjadi US$ 138,8 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 137,1 miliar. Alasannya, sepanjang Mei 2021 nilai rupiah tetap stabil. Sehingga tidak ada kebutuhan yang besar untuk intervensi. Berbeda dengan April 2021, pada Mei 2021 ini tidak ada pencairan utang.
“Untuk Mei memang neraca perdagangan belum keluar angkanya. Tapi saya lihat trennya membaik. Di sisi devisa tahun 2021 ini, kita masih mencatat surplus up to date, bahkan di April 2021 kemarin surplusnya US$ 2,19 Miliar.
Selain itu pada Mei 2021 terdapat aliran modal asing yang pembelian Surat Berharga Negara (SBN) belum begitu “deras,” Akan tetapi David melihat pada akhir Mei 2021 cadangan devisa mulai meningkat lagi. Sehingga proyeksinya masih stabil di Mei 2021.
Baca Juga: Kepala Ekonom Indo Premier prediksi cadangan devisa Mei 2021 akan naik
David menilai cadangan devisa bisa meningkat jauh karena faktor harga minyak yang sudah mulai stabil. Meski pembelian SBN oleh asing di awal Mei 2021 tidak begitu banyak tetapi ai akhir Mei 2021 SBN mulai kembali masuk hingga awal Juni 2021.
“Kalau surplus memang tidak sebesar dari posisi April, mungkin saat ini antara US$ 137 miliar- US$ 139 miliar cadangan devisa kita,” ujar David kepada Kontan.co.id, (7/6).
Selain itu faktor yang mempengaruhi pergerakan cadangan devisa pada Mei 2021 juga, adalah aliran modal asing ke SBN maupun surat berharga Bank Indonesia (BI) yang sudah mulai positif, juga.
David meramal perkiraan cadangan devisa di semester II akan cenderung naik, serta aliran modal juga akan ikut membaik. Maka, selain dari portofolio, faktor cadangan devisa naik bisa juga karena Foreign Direct Investment (FDI).
Terkait pengaruh terhadap nilai tukar, menurut David cadangan devisa pada bulan Mei nilai rupiah Indonesia relatif stabil. “Kestabilan rupiah ini sangat bagus untuk pemulihan ekonomi. Kita perlu rupiah yang jangan sampai terlalu bergejolak,” sambung David.
Selanjutnya: Sebesar Ini Kontribusi Sektor Swasta ke Surplus Investasi Portofolio di Kuartal I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News