Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berpotensi meraih berkah dari momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ditambah, Pesta demokrasi lima tahunan rakyat Indonesia ini bakal digelar kurang dari satu tahun lagi.
Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, efek Pemilu terhadap industri tekstil sudah terlihat tapi masih sangat kecil. Lebih lanjut, dengan adanya Pemilu seharusnya aktivitas industri bisa meningkat.
"Tapi kami masih khawatir peningkatannya tidak besar dan mampu mendongkrak kinerja industri ke kondisi normal, terlebih suplai dari kain-kain impor kan juga masih mendominasi," kata Redma.
Baca Juga: APSyFI Minta Pemerintah Konsisten Berantas Impor Tekstil Ilegal
Redma menuturkan, tidak ada strategi khusus menghadapi momentum Pemilu, karena posisi produksi saat ini di bawah 50%.
"Kami sangat siap menampung pesanan dari partai untuk barang-barang keperluan pemilu," sambungnya.
Adapun, Redma bilang saat ini tren bisnis tekstil kondisinya masih sama seperti kuartal IV 2022, masih banyak perusahaan yang belum bisa beroperasi penuh, utilisasi rata-rata dari hulu ke hilir masih di bawah 50%.
"Hal ini lantaran stok di gudangnya penuh, tidak bisa jual karena pasarnya dibanjiri barang impor. Barang di gudang tidak bisa terjual, tidak punya kekuatan cashflow untuk beli bahan baku," pungkasnya.
Sementara itu, emiten yang bergerak di industri TPT, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menyatakan sebagai emiten harus bersiap-siap atas potensi ketidakpastian secara politik selama tahapan Pemilu yang langsung tidak langsung pasti berpengaruh terhadap kebijakan industri.
Baca Juga: Duh, Lampu Kuning Bisnis Tekstil Mulai Berkedip
Head of Corporate Communications and Public Relation POLY Prama Yudha Amdan mengatakan, ada hal pokok yang harus dicermati dalam konteks tekstil dan Pemilu.
Prama menjelaskan, secara langsung, dari sisi usaha tidak ada hubungan antara Pemilu dan TPT, namun tentu yang paling penting adalah bagaimana kebijakan pemerintah terhadap industri yang menjadi pokok hubungan antara industri dan pemilu.
"Dalam dampak permintaan musiman, tentu di sektor hilir ada tren penambahan nmusiman dari permintaan atribut parpol. Namun secara fundamental, belum ada perubahan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News