kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dorong kinerja, begini strategi Indonesian Tobacco (ITIC) tahun ini


Senin, 03 Mei 2021 / 04:45 WIB
Dorong kinerja, begini strategi Indonesian Tobacco (ITIC) tahun ini

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) berupaya menjaga kualitas produk yang dimilikinya supaya kinerja perusahaan tersebut tetap stabil sepanjang tahun 2021.

Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, persaingan industri rokok pada tahun ini pada dasarnya akan semakin ketat dan penuh tantangan. Dalam hal ini, penurunan daya beli masyarakat selama masa pandemi Covid-19 akan memaksa sebagian perokok untuk down shifting atau membeli rokok dengan harga lebih murah.

Walau begitu, ITIC tetap memandang positif lantaran produk rokok yang dihasilkan perusahaan tersebut banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. “Permintaan untuk produk kami mengalami peningkatan,” imbuh dia, Sabtu (1/5).

Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) jual 3,15 juta ton semen pada kuartal I

ITIC pun terus berusaha menjalankan bisnis secara efisien dan menjaga konsistensi kualitas produk. Hal ini penting agar ITIC bisa menjaga harga jual tidak menjadi mahal dan mampu memberikan nilai tambah yang baik kepada para konsumennya. Dengan begitu, penjualan dan pangsa pasar perusahaan ini tetap terjaga dengan baik.

Dalam catatan Kontan, ITIC menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba sebesar 10% (yoy) pada tahun ini.

Adapun pada tahun 2020, ITIC mengalami kenaikan pendapatan sebesar 34,7% (yoy) menjadi Rp 224,3 miliar. Produsen tembakau iris ini juga sanggup membalikkan rugi tahun berjalan yang dicatatkan pada tahun 2019 sebesar Rp 7 miliar menjadi laba sebesar Rp 6,12 miliar di tahun 2020.

Djonny juga mengomentari pemberlakuan rata-rata tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 12,5% oleh pemerintah pada tahun 2021. Menurutnya, hal ini tidak memberi dampak negatif mengingat produk ITIC tidak bersaing secara head to head dengan produk rokok jadi. “Produk kami lebih sebagai produk alternatif atau substitusi dari rokok jadi,” tuturnya.

Baca Juga: Laba bersih Solusi Bangun Indonesia (SMCB) tumbuh 128,3% di kuartal I-2021

Lantas, kembali lagi, ITIC berusaha sebaik mungkin dalam menjaga stabilitas harga jual, kualitas produk, hingga pemerataan distribusi. Hal-hal seperti ini yang akan menjadi penentu kinerja penjualan ITIC di masa mendatang.

Selanjutnya: Tak ada proyek baru, Nusantara Almazia (NZIA) fokus tingkatkan penjualan properti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×