Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan, tidak ada tambahan kuota impor beras tahun ini.
Menurutnya, kuota tahun ini yang telah ditetapkan yakni 2 juta ton dalam hitungan Bulog masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk antisipasi fenomena El Nino.
"Engga, nggak ada impor tambahan. Kan kita dulu dapat kuota 2 juta ton, tidak ada tambahan lagi," kata Buwas di Komplek DPR RI, Rabu (16/8).
Baca Juga: Indonesia Sudah Mengimpor Beras Sebanyak 1,17 Juta Ton Hingga Juli 2023
Saat ini, Bulog tinggal memaksimalkan produksi dalam negeri. Ia menegaskan, keputusan impor beras harus memperhatikan bagaimana kebutuhan di dalam negeri. Artinya jangan sampai impor yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan.
"Nah itu harus kita jaga maka kita impornya melihat daripada kebutuhan. Jangan sampai kita nggak butuh impor tapi kita harus impor, tapi kalau kita butuh impor ya kita impor, jadi sesuai dengan kebutuhan," kata Buwas.
Adapun realisasi impor beras dari kuota 2 juta ton tahun ini sudah datang 1,3 juta ton. Kemudian ada 400.000 ton beras yang sedang dalam perjalanan ke Indonesia.
"Kita ini sudah datang untuk stok kita ini sudah 1,3 juta ton dari 2 juta ton, itu sudah kita kuasai. Tinggal masuk 700 (ribu ton) lebih sudah di kita sisanya 400 (ribu ton) terus bertahap," imbuhnya.
Mengenai 1 juta ton beras asal India, Ia menjelaskan merupakan penjajakan kerja sama antara Menteri Perdagangan dengan Kementerian India. Namun tak tersebut bukan dalam rangka menambah kuota impor tahun ini.
"Itu kan India ya, itu kan MOU dari Menteri perdagangan dengan Kementerian India, belum ada penugasan ke kita. (Belum fix?) Oh belum belum. (Belum ada ratasnya?) Nggak ada.
Baca Juga: Bulog Percepatan Impor Beras untuk Antisipasi Dampak El Nino
Kembali Ia menegaskan dengan kuota 2 juta ton impor tahun ini dan produksi dalam negeri dipastikan masih mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri utamanya dalam menghadapi El Nino.
Meksipun saat ini terjadi penurunan produksi pertanian 5% menurutnya hitungan Pemerintah untuk beras masih mencukupi.
"Ya memang ada penurunan produksi, itu produksi. Tapi kebutuhan kan masih terpenuhi kalau itu turun 5% itu dari produksi pertanian," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News