kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dirut Bank BNI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 di atas 5%


Selasa, 23 November 2021 / 06:35 WIB
Dirut Bank BNI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 di atas 5%

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Royke Tumilaar memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5% - 5,5% pada 2022 seiring dengan adanya pemulihan ekonomi.

Royke menjelaskan, proyeksinya tersebut seiring dengan kegiatan ekonomi yang mulai meningkat dan terpantau dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan tertingginya sepanjang sejarah yakni di 57,2 pada Oktober 2021.

“Jika kondisi ini terus terjaga, tidak ada yang tidak mungkin kita akan memiliki kebangkitan yang lebih kuat di 2022, untuk itu kami memproyeksikan ekonomi Indonesia aka nada di 5%-5,5% pada 2022,” kata Royke dalam bincang virtual Ekonomic Outlook “kebangkitan sekor keuangan,” pada Senin (22/11).

Selain itu, proyeksi tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kegiatan konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 

Baca Juga: Simak efek arah kebijakan moneter bank sentral terhadap kinerja reksadana pasar uang

Hal ini terjadi lantaran kasus Covid-19 suda melandai dan sudah tidak ada lagi daerah yang berstatus PPKM level 4, sehingga Royke yakin pada kuartal IV 2021 kondisi ekonominya juga akan semakin membaik.

Lebih lanjut, dia menyampaikan pendorong pertumbuhan ekonomi di 2022 juga akan didorong oleh permintaan pasar domestik yang terus menguat, meningkatnya harga komoditas, peluang adanya investasi asing dan juga keberlanjutan fiskal maupun moneter.

“Dukungan fiskal sangat penting, termasuk salah satunya program PEN yang suda terealisasi Rp 495,77 triliun dari pagu Rp 744,77 triliun per 19 November 2021,” pungkasnya.

Selanjutnya: Bank Mandiri mencatat kredit korporasi tumbuh 7,9% yoy per Oktober 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×