kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di Tengah Sanksi Barat, Rusia Jadi Pemasok Utama Minyak ke China


Minggu, 21 Agustus 2022 / 06:10 WIB
Di Tengah Sanksi Barat, Rusia Jadi Pemasok Utama Minyak ke China

Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   Rusia mempertahankan posisinya sebagai pemasok minyak utama China untuk bulan ketiga pada Juli 2022. Penjualan minyak Rusia ke China meningkat karena mendapat diskon harga dan bersaing dengan pemasok lain seperti Angola dan Brasil.

Rusia mengekspor minyak ke China melalui pipa Samudra Pasifik Siberia Timur dan pengiriman melalui laut dari Pelabuhan Eropa serta Timur Jauh. Data Administrasi Umum Kepabeanan China mencatat impor minyak dari Rusia tersebut mencapai 7,15 juta ton, atau naik 7,6% dari tahun lalu.

Namun, pasokan minyak Rusia pada Juli, setara dengan sekitar 1,68 juta barel per hari (bph), berada di bawah rekor Mei yang mendekati 2 juta barel per hari. China adalah pembeli minyak terbesar Rusia.

Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir, Kekhawatiran Resesi Global Kembali Memanas

Sementara itu, Arab Saudi menjadi pemasok minyak kedua terbesar ke China pada bulan Juni yang sebesar 6,56 juta ton.

Sejak awal tahun 2022, impor minyak Rusia ke China telah mencapai 48,45 juta ton, naik 4,4%, masih tertinggal di belakang Arab Saudi, yang memasok 49,84 juta ton, atau 1% di bawah level tahun lalu.

Impor minyak mentah China pada Juli turun 9,5% dari tahun sebelumnya, dengan volume harian di level terendah kedua dalam empat tahun, karena penyulingan menurunkan persediaan dan permintaan bahan bakar domestik pulih lebih lambat dari yang diperkirakan.

Meningkatnya pembelian minyak dari Rusia telah menekan pembelian minyak dari Angola dan Brasil yang masing-masing turun 27% dan 58% secara tahunan.

Baca Juga: Rusia Menduduki Peringkat Ketiga untuk Pembayaran Yuan, Sanksi Internasional Berhasil

Bea Cukai China melaporkan tidak ada impor dari Venezuela atau Iran bulan lalu. Perusahaan minyak negara telah menghindari pembelian sejak akhir 2019 karena takut melanggar sanksi sekunder AS.

Impor dari Malaysia, yang sering digunakan sebagai titik transfer dalam dua tahun terakhir untuk minyak yang berasal dari Iran dan Venezuela, melonjak 183% pada tahun itu, menjadi 3,34 juta ton, dan naik dari 2,65 juta ton pada Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×