kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Di tengah pandemi, minat investor di obligasi ritel berpeluang tetap tinggi


Selasa, 22 Juni 2021 / 09:30 WIB
Di tengah pandemi, minat investor di obligasi ritel berpeluang tetap tinggi

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju penularan Covid-19 kembali mengamuk. Senin (21/6), pemerintah secara tegas mengumumkan akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro) mulai 22 Juni-5 Juli.

Di waktu yang sama pemerintah menawarkan savings bond ritel seri SBR010 dengan kupon 5,10%. Obligasi ritel yang memiliki fitur kupon mengambang ini pemerintah tawarkan dari 21 Juni-15 Juli. 

Meski aktivitas masyarakat kini kembali dibatasi, para mitra distribusi, pemerintah dan analis memproyeksikan minat investor pada obligasi ritel justru berpotensi meningkat. 

Baca Juga: Reksadana pasar uang kembali jadi reksadana dengan kinerja paling apik di pekan lalu

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan di masa pandemi kesadaran masyarakat untuk berinvestasi justru meningkat, baik di pasar saham, obligasi bahkan aset kripto. Alhasil, Deni mengatakan prospek SBR010 menarik meski di tengah pandemi.  

"Saat ini obligasi ritel bisa digunakan untuk melindungi investor dari fluktuasi kinerja instrumen investasi lain karena instrumen ini memberikan kupon yang pasti, kompetitif dan minim risiko," kata Deni, Senin (21/6).  

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga memproyeksikan minat investor pada obligasi ritel ke depan akan ramai. Sentimen positif datang dari posisi Dana Pihak Ketiga perbankan yang saat ini masih dalam jumlah besar. "DPK bank yang besar sangat potensial untuk masuk ke instrumen obligasi ritel yang memberikan kupon lebih tinggi dari bunga deposito," kata Wawan.

Senada, Teddy Satriadi Wakil Pemimpin Divisi Wealth Management BNI mengatakan masa pandemi membuat nasabahnya jauh lebih memikirkan risiko investasi di tengah pengeluaran yang terbatas seiring diberlakukannya pembatasan aktivitas di beberapa daerah. Sementara, Teddy mengatakan prospek obligasi ritel selanjutnya akan semakin membentuk kebiasaan investasi masyarakat. Terlebih, obligasi ritel pemerintah tawarkan dengan imbal hasil yang menarik, terkhusus SBR010 memiliki kupon mengambang. 

Baca Juga: Investree memasarkan Savings Bond Ritel Seri SBR010

Teddy memproyeksikan penjualan SBR010 berpotensi lebih tinggi dari target awal BNI yang sebesar Rp 250 miliar. "Kupon SBR010 yang relatif lebih tinggi dari suku bunga produk perbankan, fitur kupon mengambang di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dalam waktu dekat menjadi alasan yang membuat kami optimistis pada penjualan SBR010," kata Teddy. 

Senada, Hera F. Haryn Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA mencermati obligasi ritel menjadi alternatif investasi yang aman dan dapat memberikan imbal hasil yang menarik. Instrumen ini juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam membantu pemulihan ekonomi bangsa.

Selanjutnya: Sebagian besar harga saham LQ45 berkinerja negatif, ini prospeknya menurut analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×