Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten minuman beralkohol, PT Delta Jakarta Tbk (DLTA) menuturkan hingga kini pasar minuman alkohol masih tertekan. Direktur DLTA Ronny Titiheruw secara singkat menuturkan hal ini disebabkan oleh daya beli yang melemah di pasar tradisional.
"Yang pasti, pasar bir agak tertekan karena daya beli yang melemah di pasar tradisional," ujarnya kepada Kontan, Jumat (22/9).
Ronny enggan memberikan penjelasan mendetail mengenai hal tersebut. Pihaknya juga tidak membuka strategi yang dilakukan hingga akhir 2023 mengenai lesunya pasar minol.
Emiten milik Pemprov DKI Jakarta ini meraih laba bersih sebesar Rp 107,03 miliar pada kuartal II 2023, alias turun 9,5% jika dibandingkan perolehan kuartal II 2022 sebesar Rp 118,39 miliar.
Baca Juga: Ada Kericuhan di Wilayah Proyek Emas Pani, Begini Reaksi Merdeka Copper Gold (MDKA)
Penjualan bersih ikut turun di angka Rp 361,5 miliar atau turun 5,9% dibandingkan perolehan periode yang sama 2022 sejumlah Rp 384,52 miliar. Pendapatan DLTA masih didominasi oleh pasar lokal sebesar Rp 384,27 miliar sementara pasar ekspor tercatat sebesar Rp898,21 juta.
Perusahaan yang bisnisnya mencakup merek Anker, Carlsberg, dan San Miguel ini mengalokasikan dana capex sebesar Rp 35,5 miliar. Dana yang berasal dari kas internal Perseroan ini akan dialokasikan untuk mempertahankan operasional.
"Sebagian besar dana capex diarahkan untuk mempertahankan kesinambungan operasional, memanfaatkan teknologi baru untuk efisiensi operasional, hingga mendukung program keberlanjutan perseroan di bidang lingkungan," imbuhnya.
Lebih lanjut, DLTA juga tidak membuka target pertumbuhan pendapatan dan laba yang dibidik tahun ini. Secara singkat, DLTA berharap kinerja di akhir tahun 2023 dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News