kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DBS Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Depan Masih Bakal Sentuh 5%


Rabu, 07 Desember 2022 / 05:30 WIB
DBS Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Depan Masih Bakal Sentuh 5%

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DBS memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di tengah ketidakpastian global di tahun depan. Hanya saja, pencapaiannya akan melambat jika dibandingkan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini.

Head of Research DBS Group Maynard Arif menyampaikan bahwa pihaknya meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 tetap menyentuh di angka 5%. Namun, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraannya terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun ini yang sebesar 5,4%.

"Kita melihat pasti dengan adanya faktor resesi pertumbuhan akan melambat dan juga perlu kita ingat tahun 2022 pertumbuhan Indonesia cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain baik dari sisi makro maupun dari sisi kinerja perusahaan di listing di bursa IDX," ujar Maynard dalam Group Interview: Menilik Kondisi Pasar dan Ekonomi Tahun 2023, Selasa (6/12).

Maynard bilang, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5% di tahun depan tersebut didasarkan pada perekonomian domestik yang masih stabil walaupun dampak re-opening tidak akan signifikan lagi di tahun depan.

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Penerimaan Pajak Tahun 2022 Berhasil Lampui Target

Memang ada dampak dari kenaikan inflasi imbas kenaikan harga BBM, hanya saja dirinya melihat dampak tersebut tidak berkepanjangan.

"Mungkin kalau kita bisa bilang di 2023 nanti itu kalau harga komoditasnya membaik atau menurun mungkin juga bisa menolong inflasi secara keseluruhan sehingga ini yang bisa membantu perekonomian domestik," katanya.

Maynard mengatakan, yang harus diperhatikan di tahun depan adalah dampak resesi global terhadap harga-harga komoditas. Pasalnya, di tahun ini Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga-harga komoditas semenjak perang Rusia-Ukraina, sehingga apabila di tahun depan terjadi resesi global maka akan memberikan dampak negatif terhadap harga komoditas.

"Ini yang perlu menurut kami menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan," tutur Maynard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×