Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja perbankan di tengah pandemi terus tertekan. Hal ini bahkan dialami oleh kelompok BUKU IV. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per September 2020 realisasi kredit BUKU IV baru tumbuh sebesar 0,71% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3.106 triliun.
Bisa jadi, hal ini disebabkan oleh penurunan kredit di bank BUKU IV swasta. Sejatinya, saat ini terdapat tiga bank BUKU IV swasta antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Panin Tbk.
Ketiganya memang mencatatkan penurunan kredit secara tahunan. Bank BCA mencatatkan penurunan kredit paling rendah sebesar 0,6% secara yoy menjadi Rp 571,85 triliun dan ytd sebesar 3,6%.
Baca Juga: Dorong bisnis di tengah pandemi, CIMB Niaga fokuskan pengembangan digital
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan, perlambatan kredit memang wajar terjadi lantaran permintaan kredit masih dalam proses pemulihan. Sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis.
Namun, bank swasta terbesar ini menggarisbawahi kalau dirinci per segmen sejatinya kredit korporasi masih tumbuh positif sebesar 8,6% yoy menjadi Rp 251,99 triliun. Vera pun menyebut kalau di situasi ini, segmen korporasi memang menjadi penopang pertumbuhan kredit perusahaan.
Sementara segmen lain memang melambat, terutama di segmen konsumer yang susut 9,4% yoy. "Kami terus berupaya menyalurkan kredit untuk periode selanjutnya dengan terus menyalurkan kredit baru dengan prinsip kehati-hatian," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/1).
Meski kredit melambat, tetapi BCA masih bisa mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20 triliun. Walau terkoreksi 4,2% secara tahunan, realisasi laba bersih tersebut menjadi yang terbesar di kuartal III di industri perbankan.
Baca Juga: Ada lagi nasabah yang melaporkan kehilangan uangnya, begini respons Maybank
Adapun, perlambatan ini antara lain disebabkan meningkatnya biaya pencadangan perseroan. Lantaran meningkatnya risiko kredit selama pandemi. Kabar baiknya, di tahun depan BCA memberi sinyal kalau perbaikan kinerja akan terjadi.
Hal ini tercermin dari mulai terdongkraknya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA sebesar 9% menjadi Rp 40,8 triliun di kuartal III 2020. "Kami tetap optimis bahwa geliat perekonomian di Indonesia akan bangkit kembali seiring dengan pemulihan yang saat ini mulai berjalan disertai dengan penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan," imbuhnya. Sayangnya, BCA tidak merinci besaran target kredit di tahun ini maupun tahun depan.