Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan investasi BPJamsostek hingga akhir semester I 2022 menyentuh angka Rp 586,28 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan tipis 5,8% dari posisi per akhir Desember 2021.
Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Edwin Ridwan bilang pertumbuhan tersebut dinilai sudah cukup optimal. Sebab, ia menilai kondisi perekonomian dan pasar sedang mengalami perlambatan yang terutama dipicu oleh peningkatan tingkat inflasi dan kenaikan harga-harga komoditas.
Adapun, untuk penempatan portofolionya, BP Jamsostek tampaknya bakal terus menambah porsi surat utang yang pada periode ini sekitar 67% dari total portofolio. Angka tersebut naik dari posisi tahun 2021 yang memiliki kontribusi 63%.
“Kami mengalokasikan fresh fund terutama pada instrumen surat utang sesuai profil dari liabilitas, dan dilakukan optimasi portofolio surat utang guna memanfaatkan momentum kenaikan tingkat suku bunga secara global,” ujar Edwin kepada KONTAN, Kamis (7/7).
Baca Juga: Ombudsman RI Temukan Maladministrasi Dalam Pelayanan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
Sementara itu, untuk porsi saham maupun reksadana, BP Jamsostek terlihat mengurangi porsi portofolionya. Untuk aset saham dari sebelumnya 11% kini menjadi 10,5%, sedangkan reksadana dari sekitar 6,5% menjadi 6%.
Edwin juga bilang bahwa pihaknya masih akan meningkatkan alokasi pada pada investasi langsung maksimum sebesar 5%. Saat ini, alokasi portofolio aset investasi langsung baru sekitar 0,5%.
Sebelumnya, Edwin pernah menyampaikan bahwa dana kelolaan hingga akhir tahun diproyeksikan akan mengalami peningkatan 10,6% menjadi sebesar Rp 612,2 triliun. Akhir tahun 2021, total dana investasi senilai Rp 553,5 triliun
Untuk hasil investasi, Edwin menyebutkan bahwa per 30 Juni 2022 telah mencapai Rp 19,65 triliun. Angka tersebut setara dengan imbal hasil sebesar 6,94%.
“Target imbal hasil investasi tahun 2022 sebesar 6,55%, ini dipandang sudah cukup optimal di tengah perkembangan ekonomi global saat ini,” imbuhnya.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Masih Bersikap Konservatif dalam Berinvestasi
Semakin meningkatnya dana kelolaan, BP Jamsostek pun sempat mengeluarkan wacana usul agar bisa melakukan investasi di luar negeri agar memiliki potensi mendapatkan return yang lebih maksimal.
Terkait dengan hal itu, Edwin bilang saat ini pihaknya sedang melakukan beberapa inisiatif, mulai dari aspek kajian yang komprehensif, persiapan sumber daya yang diperlukan, maupun komunikasi awal dengan regulator dan stakeholders lainnya.
“Untuk mendorong terbentuknya regulasi yang mengatur hal ini,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News