kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak tapering hanya sesaat, investor asing bakal kembali ke pasar SBN


Kamis, 04 November 2021 / 20:17 WIB
Dampak tapering hanya sesaat, investor asing bakal kembali ke pasar SBN
ILUSTRASI. Kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 934,41 triliun per 3 November 2021


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing tercatat menjauhi pasar Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang tahun ini. Hal ini tercermin dari aliran dana investor asing di pasar SBN yang justru mengalami outflow.

Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 934,41 triliun hingga 3 November lalu. Jika dihitung secara year to date, telah terjadi outflow sebesar Rp 39,5 triliun. Bahkan, dalam seminggu terakhir, aliran dana investor asing yang keluar mencapai Rp 15,79 triliun.

Namun, keluarnya investor asing ini, diisi oleh investor domestik yang berhasil mengokohkan pasar SBN Indonesia. Salah satu pihak yang menjadi penjaga pasar adalah Bank Indonesia (BI). Hal tersebut tercermin dari jumlah kepemilikan BI di SBN yang tumbuh dari Rp 828,15 triliun pada awal tahun 2021 menjadi Rp 1.005,53 triliun per 3 November.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, apa yang dilakukan BI merupakan sesuatu yang wajar dan sudah umum dilakukan oleh bank sentral lainnya. Ia juga meyakini, kebijakan BI tersebut juga tidak menjadi sentimen negatif bagi pasar.

“Justru ketika BI ada di pasar dan jadi pembeli siaga, pasar SBN justru lebih karena ada demand dari BI. Jadi, operasi ini bisa dibilang merupakan sesuatu yang baik bagi pasar SBN,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11).

Baca Juga: Bukan tapering, ini sebab investor asing keluar dari SBN

Sementara terkait investor asing, Fikri meyakini investor asing secara perlahan akan kembali masuk ke pasar SBN dalam waktu dekat. Menurutnya, keputusan The Fed melakukan tapering hanya sebatas jadi sentimen sesaat.

Hal ini lantaran investor asing sudah priced-in dan memindahkan dananya dari emerging market ke negara masing-masing sejak jauh-jauh hari sebelum pengumuman The Fed.

Oleh sebab itu, dengan kepastian tapering ini, investor asing akan mulai melakukan repositioning SUN dari tenor pendek menjadi menengah – panjang. Hal ini dikarenakan kenaikan imbal hasil US Treasury akan menekan yield SUN jangka pendek

Apalagi, secara fundamental, ia melihat SBN punya potensi performa yang baik serta ditunjang oleh likuiditas investor domestik yang masih berlimpah. Terbaru, keputusan pemerintah untuk menghentikan lelang SBN pada sisa akhir tahun ini karena pembiayaan APBN yang bersumber dari lelang SBN sudah terpenuhi.

“Dengan jumlah supply yang dibatasi, maka risiko defisit fiskal jadi lebih rendah. Apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih baik dari perkiraan, ada kemungkinan defisit fiskal turun di bawah 4%, dari semula diproyeksikan pemerintah sebesar 4,5% pada awal tahun,” imbuh Fikri.

Alhasil dengan risiko SBN yang lebih terjaga, lalu data ekonomi yang semakin membaik, serta rupiah yang stabil, Fikri meyakini ini akan menambah kepercayaan investor asing untuk kembali menempatkan dana mereka di pasar SBN.

Selanjutnya: Di tengah pandemi Covid-19 bisnis BPR terus tumbuh positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×