Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) masih tetap yakin dengan laju bisnis di sepanjang tahun ini. Optimisme itu utamanya didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) yang diprediksi masih akan terus berlanjut hingga satu bulan ke depan.
"Katalis paling utama atas kenaikan penjualan dan keuntungan tahun ini adalah kenaikan harga CPO. Average Selling Price (ASP) CPO di awal tahun 2022 adalah di level Rp 14,800 per kg," ungkap Direktur Keuangan dan Pengembangan Cisadane Sawit, Seman, saat dihubungi Kontan.co.id, kemarin.
Meski begitu, Seman belum bisa bicara lebih detail terkait target penjualan maupun laba bersih yang dibidik perusahaan di 2022. Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan proses perhitungan cermat, melihat perkembangan ASP CPO hingga 1 sampai dengan 2 bulan ke depan.
Di sisi lain, terkait dengan volume produksi dan penjualan CPO, terangnya, ditargetkan dapat tumbuh sebesar 10% jika dibandingkan realisasi pada tahun lalu. Katalis positif utamanya, didukung oleh kenaikan harga jual CPO dan tandan buah segar (TBS) yang masih berlangsung hingga periode awal tahun 2022 ini. "Hal tersebut masih menjadi faktor pendukung di tahun ini," terang Seman.
Baca Juga: Yelooo Integra Datanet (YELO) Gaet MacroAd untuk Garap Layanan Iklan
Beberapa waktu lalu, CSRA sempat memaparkan terkait rencana bisnis perusahaan di sepanjang tahun. Salah satunya adalah rencana pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) kedua, di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Seman menuturkan, proses pembangunan PKS II region Sumatera Utara ini masih on track sesuai dengan target yang dibidik perusahaan. Di mana, diharapkan dapat rampung pada bulan Desember 2022, dan bisa segera beroperasi setelah pembangunan selesai.
Di tahun ini, CSRA juga menilik peluang untuk melakukan akuisisi sebuah lahan perkebunan. Hal ini merupakan salah satu agenda ekspansi yang dicanangkan perusahaan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
Terkait progresnya, Seman bilang bahwa hingga kini manajemen masih terus menjajaki potensi yang ada, sehingga detailnya masih belum dapat disampaikan ke publik sehubungan dengan adanya confidentiality agreement.
Baca Juga: Ace Hardware Indonesia (ACES) Buka Gerai Baru di Cileungsi
"Strategi untuk menggenjot kinerja adalah memastikan peningkatan produksi TBS setiap tahun serta pengawasan atas biaya biaya atau cost control," tambah Seman.
Cisadane belum merilis secara resmi laporan keuangan di sepanjang 2021. Namun dia menyampaikan bahwa angka penjualan di tahun 2021, diprediksi masih bisa mendekati angka Rp 900 miliar. Sedangkan net profit after tax, angkanya bisa mencapai Rp 250 miliar, atau tumbuh tiga kali lipat dibandingkan tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News