Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, perbankan syariah sukses mencatatkan kinerja positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah capai Rp 504 triliun pada Juli 2021.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara mengamini bahwa perbankan syariah mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan aset industri bank syariah selama lima tahun terakhir tumbuh 12%, lebih besar dari bank umum hanya 8%.
“CIMB Niaga Syariah sendiri mulai mengebut di 2016 dan market share kami mencapai 4,5%," kata Pandji," dalam Virtual Seminar Perbankan Syariah yang digelar LPPI, Kamis (14/10).
Baca Juga: Perbankan optimistis kinerja tahun depan akan semakin membaik
Hingga Oktober 2021, pembiayaan Cimb Niaga Syariah capai 19% dan aset 18%. Dengan realisasi itu, perusahaan menargetkan pada 2023 mencapai 25% dan portofolio sudah dalam bentuk syariah. Tak hanya itu, perusahaan menargetkan pertumbuhan bisnis tahun depan bisa double digit. Nilai itu lebih tinggi dari perolehan industri yang baru mencapai 6,5%.
Menurutnya, strategi yang harus dilakukan agar perbankan syariah lari lebih kencang yakni pengembangan produk. Sebab kelemahan perbankan syariah karena belum terlalu dikenal masyarakat dan angka literasinya hanya sebesar 8 %. “Jadi dalam beberapa tahun ini yang kami ngebut. Lalu bagaimana perusahaan memiliki produk yang sama dengan yang dimiliki perbankan konvensional," terangnya.
Sehingga, dalam lima tahun ke depan, Cimb Niaga Syariah harus memiliki produk seperti bank konvensional. Untuk mencapainya, perusahaan terus melakukan riset, menyiapkan modal dan sumber daya mumpuni.
Selanjutnya: Dana murah yang mengalir ke bank besar meningkat pesat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
