Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPE. Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan, Amerika Serikat telah menyetujui izin ekspor untuk semua peralatan sensitif yang diperlukan untuk armada kapal selam pertama Taiwan yang dibuat di dalam negeri.
Berbicara di parlemen pada Rabu (17 Maret), Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng, yang baru menjabat bulan lalu, menyatakan, pembangunan delapan kapal selam serang dimulai November tahun lalu, dengan target kapal selam pertama selesai pada 2024.
Mengutip Reuters, dia menambahkan, pembelian senjata Taiwan dari Amerika Serikat, sumber utama senjata pulau itu, tidak terpengaruh oleh Pemerintahan Joe Biden yang baru yang terbentuk dan terus berlanjut.
Taiwan sedang memodernisasi angkatan bersenjatanya, terutama karena menghadapi tantangan hampir setiap hari dari China di wilayah udara dan perairan dekat pulau itu. Termasuk, misi Angkatan Udara China yang sering ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Baca Juga: Taiwan perkuat pasukan yang siap tempur di Laut China Selatan, China bakal murka
China, yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu dalam beberapa bulan terakhir, berupaya menekan Taipei agar menerima kedaulatan Beijing. Taiwan telah berjanji untuk mempertahankan diri.
Menurut Chiu, misi itu adalah bagian dari perang gesekan China melawan Taiwan, yang pasukannya dikerdilkan oleh Beijing. Dan, pasukan pertahanan Taiwan sudah menyesuaikan cara menangani serangan semacam itu, meskipun tidak memberikan perincian.
Sebelumnya, juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan Xavier Chang menyebutkan, program pembangunan kapal selam lokal adalah bagian utama dari modernisasi militer dan rencana swasembada militer Presiden Tsai Ing-wen.
"Ini merupakan tonggak baru dalam rencana pembuatan kapal selam nasional," kata Chang, seperti dilansir Reuters. Taiwan memulai proyek kapal selam nasional pada November tahun lalu.
Selanjutnya: Ini deretan persenjataan militer canggih China dalam lima tahun ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News