Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Merespons tuduhan AS atas adanya aktivitas balon mata-mata, China pada hari Rabu (15/2) merilis laporan yang menyebutkan bahwa AS juga sempat mengirim balon serupa ke beberapa wilayah, termasuk Xinjiang dan Tibet.
Dilansir dari Reuters, China mengatakan bahwa balon AS terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak Mei 2022.
"Tanpa persetujuan dari otoritas China terkait, telah terbang secara ilegal setidaknya 10 kali di atas wilayah udara China, termasuk di atas Xinjiang, Tibet dan provinsi lainnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Baca Juga: Pesawat Tempur AS Tembak Benda Tak Dikenal di Langit Kanada
Wang mengecam aksi AS yang dianggap telah menyalahgunakan kekuatan, bereaksi berlebihan, meningkatkan tensi, dan menggunakan momen munculnya balon China untuk memberikan sanksi kepada perusahaan dan institusi China.
"China dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS yang relevan yang merusak kedaulatan dan keamanan China sesuai dengan hukum," lanjut Wang.
Dalam sebulan terakhir isu mengenai kehadiran balon China di kawasan AS menjadi perbincangan panas. Satu balon sempat ditembak jatuh oleh jet tempur AS saat terbang di lepas pantai Carolina Selatan awal bulan ini.
Baca Juga: Taiwan Ancam Tembak Jatuh Semua Balon China
Merespons insiden tersebut, AS akhirnya menambahkan enam entitas China yang diduga memiliki hubungan dengan penerbangan balon itu ke daftar hitam ekspor.
Juru bicara Kementerian Pertanahan China, Tan Kafei, mengutuk keras serangan militer AS terhadap fasilitas milik China. Tan mengatakan bahwa balon yang ditembak digunakan untuk keperluan meteorologi dan ilmiah lainnya.
Serangkaian insiden yang melibatkan balon ini disebut jadi alasan mengapa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, membatalkan kunjungannya ke Beijing untuk bertemu sejawatnya, Wang Yi.
Pertemuan para diplomat tingkat tinggi itu kabarnya akan dialihkan ke Munich, Jerman, minggu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News