kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Devisa Indonesia di Bulan Januari 2022 Diproyeksi Turun, Ini Kata Ekonom


Jumat, 04 Februari 2022 / 08:45 WIB
Cadangan Devisa Indonesia di Bulan Januari 2022 Diproyeksi Turun, Ini Kata Ekonom

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom memprediksi, cadangan devisa Indonesia di bulan Januari 2022 turun dibanding posisi di akhir tahun 2021 silam. Asal tahu saja, cadangan devisa di bulan Desember 2021 mencapai US$ 144,9 miliar.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan, cadangan devisa di bulan Januari 2022 berada di kisaran US$ 140 miliar.

“Penurunan ini karena impor yang meningkat, sedangkan ekspor relatif stagnan. Sehingga dari sisi suplai dollar Amerika Serikat (AS) ini kemudian menurun,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (3/2).

Riefky menambahkan, penurunan cadangan devisa pada awal tahun ini juga didorong oleh hengkangnya arus modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan dalam negeri.

Senada Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan cadangan devisa akan merosot di kisaran US$ 144 miliar. Meski, David juga melihat ada potensi peningkatan tipis di kisaran US$ 145 miliar.

Baca Juga: Ekonom MNC Sekuritas Prediksi Cadangan Devisa di Januari 2022 Tak Banyak Berubah

Penurunan cadangan devisa ini didorong oleh kebutuhan dollar yang meningkat untuk impor karena peningkatan mobilitas pada awal tahun. Salah satunya, bersumber dari peningkatan kebutuhan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Selain itu, potensi penurunan cadangan devisa pada Januari 2022 juga didorong oleh tidak adanya penerbitan obligasi global oleh pemerintah.

“Biasanya, penerbitan nanti ada di bulan Februari dan Maret. Ini kemudian akan menambah cadangan devisa,” tambah David.

Ke depan, David memperkirakan cadangan devisa akan tetap stabil. Namun, ia mengingatkan ada potensi penurunan akibat gejolak di pasar keuangan, terutama akibat normalisasi kebijakan moneter dari The Fed, yang kemudian mempengaruhi nilai tukar rupiah.

David pun mengimbau pemerintah untuk segera melakukan front loading di paruh pertama tahun ini untuk mengantisipasi dampak kebijakan ini lebih lanjut, seperti peningkatan imbal hasil (yield) surat utang.

Sedangkan dari nilai tukar rupiah sendiri, David memperkirakan rupiah akan bergerak di fundamentalnya, yaitu di kisaran Rp 14.500 hingga Rp 14.600, meski memang dalam tren melemah dari posisi akhir 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×