Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) diperkirakan makin meningkat tahun ini. Ini seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, volume rata-rata harian PUAB rupiah kembali turun menjadi Rp 10,31 triliun pada Desember 2022 lalu dengan volume sebanyak 100 juta transaksi. Padahal pada Oktober 2022, transaksi PUAB mencapai Rp 15,76 triliun dengan volume 137 juta kali transaksi.
Adapun suku bunga rata-rata PUAB rupiah pada bulan Desember 2022 berada di level 5,07%.
Sementara itu, volume rata-rata harian transaksi PUAB valuta asing (valas) turun menjadi US$ 187 juta. Adapun suku bunga rata-rata PUAB valas ada di posisi 4,14%.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut, kenaikan suku bunga acuan BI7DRRR yang lebih rendah pada akhir tahun berdampak pada penurunan suku bunga rata-rata PUAB rupiah.
“Kondisi likuiditas perbankan masih relatif longgar di tengah meningkatnya kebutuhan likuiditas bank untuk mendukung pemulihan ekonomi,” mengutip Laporan Likuiditas LPS bulan Januari 2023.
Baca Juga: Bisnis Transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Tambah Pundi-Pundi Perbankan
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi megatakan, transaksi PUAB di Bank BJB saat ini cukup aktif. Hal ini didukung kondisi market yang mengalami kenaikan tingkat suku bunga acuan pada awal tahun serta kondisi ekses likuiditas yang tetap longgar.
“Kami melihat secara umum transaksi PUAB Bank BJB di awal tahun 2023 berpotensi mengalami kenaikan sampai dengan akhir tahun. Seiring dengan kebijakan moneter Bank Indonesia ke depan dalam menjaga tingkat inflasi,” ujar Yuddy kepada Kontan.co.id pada Jumat (3/1).
Kenaikan tingkat suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia pada awal tahun 2023, memberikan kesempatan yang semakin menarik bagi para pelaku pasar untuk melakukan transaksi PUAB.
“Adapun Bank BJB saat ini berperan baik sebagai lender maupun borrower di pasar, bergantung pada kondisi likuiditas harian pasar dan likuiditas internal Bank BJB,” tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited, penempatan dana Bank BJB pada bank lain tercatat sebesar Rp 2,67 triliun per Desember 2022. Nilai itu turun dari posisi 2021 sebesar Rp 6,81 triliun.
Sedangkan LPS memproyeksikan volume aktivitas PUAB masih berpotensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan sejalan dengan tren penyaluran kredit. Suku bunga PUAB rupiah diperkirakan akan naik sejalan dengan meningkatnya volume transaksi dan juga kenaikan bunga acuan dari bank sentral.
Pada saat yang sama, suku bunga PUAB valas juga potensial terus berlanjut naik sejalan kenaikan suku bunga kebijakan offshore yang lebih agresif.
"Kenaikan volume aktivitas PUAB menjadi indikasi meningkatnya aktivitas pengelolaan likuiditas bank dalam jangka pendek yang disebabkan peningkatan kebutuhan untuk kredit dan aktivitas nasabah,” sebut LPS.
LPS menyebut bank sentral akan terus berupaya menjaga level likuiditas yang memadai di pasar uang antar bank. Tujuannya untuk memastikan bank tetap mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal.
Baca Juga: Optimalkan Likuiditas, Bank Mandiri Tempatkan Dana Rp 63,96 Triliun di Bank Lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News